news
Keutamaan Malam Lailatul Qadar
Keutamaan Malam Lailatul Qadar / Lailatul Qodar |
Keistimewaan Bulan Ramadhan dan Keutamaan Malam Lailatul Qadar. Menurut id.wikipedia.org, Ramadan
(/ˌræməˈdɑːn/; Arab: رمضان Ramaḍān, [ramaˈdˤaːn] ; juga diromanisasikan
sebagai Ramazan, Ramadhan, atau Ramathan) adalah bulan kesembilan
dalam kalender Islam dan dirayakan oleh umat Muslim di
seluruh dunia dengan puasa (saum) dan memperingati wahyu pertama yang
turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim. Perayaan
tahunan ini dihormati sebagai salah satu dari rukun Islam. Bulan
Ramadan akan berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal,
menurut beberapa aturan yang tertulis dalam hadits.
Kata Ramadan berasal dari
akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti
panas yang menghanguskan atau kekeringan. Puasa Ramadhan dalam hukumnya
merupakan fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali mengalami
halangan untuk melakukannya seperti sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil,
menyusui, diabetes atau sedang mengalami menstruasi. Kewajiban berpuasa
pada bulan Ramadan turun pada bulan Sya'ban tahun kedua setelah
hijrahnya umat Muslim dari Mekkah ke Madinah. Bulan Ramadan
diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai pertanda bulan baru.
Dalam Surat Al Baqarah ayat
183-185 Allah berfirman “Hai orang-orang yang
beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa,(183) (yaitu) dalam beberapa hari yang
tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang
ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang
berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu):
memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan
kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu
jika kamu mengetahui.(184) (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai
petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan
pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur. (185)“.
Indah sekali panggilan Allah
dalam ayat ini. Allah memanggil kita terlebih dahulu dengan panggilan kasih
sayang, “Wahai orang-orang yang beriman!“ barulah setelah itu
menyebutkan kewajiban yang harus kita lakukan. Seruan kasih sayang ini
merukapan ungkapan yang menunjukan kekhususan bagi mereka yang beriman
agar melaksanakan puasa. Betapa Allah Maha Rahman dan Rahim, puasa yang
diwajibkan oleh Allah ini merupakan sarana yang Allah berikan agar kita dapat
meraih gelar Taqwa, “agar kamu bertakwa“. Kita mungkin dapat
menganalogikan ayat 183 dari surat Al Baqarah dengan gambaran: Seorang Ibu
memanggil anaknya dengan panggilan sayang, kemudian anak itu datang kepada
Ibunya, dan ternyata Ibunya menyuruh dia untuk berbelanja di warung. Sang Ibu
juga mengatakan bahwa kemarin saudaranya sudah melakukan hal yang sama, toh
hasil belanja di warung untuk makan sang anak juga.
“(Yaitu) dalam beberapa hari
yang tertentu.“ Seakan akan Allah ingin menenangkan kita dan mengatakan
bahwa kewajiban ini mudah, kita puasa hanya hari-hari tertentu saja, hanya
bulan Ramadhan saja, di bulan yang lain kita boleh sepuasnya makan.
“Maka barang siapa di
antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari
yang lain.“ Allah memberikan kemudahan kepada mereka yang sakit atau
dalam perjalanan, asalkan mereka mengganti puasa tersebut di hari yang lain. Tidak berhenti sampai situ, “Dan wajib bagi orang-orang yang berat
menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi
makan seorang miskin.“ Untuk mereka yang merasa berat menjalankan
puasa Allah wajibkan kepada mereka untuk membayar fidyah, yakni memberi makan
seorang miskin. Para ulama bersepakat bahwa minimal satu segenggam tangan yang
mungkin bisa kita terjemahkan satu porsi makan.
Sangat menarik, masih dalam
ayat yang sama Allah memberikan opsi kepada mereka yang merasa bera menjalankan
puasa untuk membayar fidhyah, tapi di akhir ayatnya Allah mengatakan. “Barangsiapa
yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik
baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.“ Seakan akan
Allah ingin orang yang merasa berat itu tetap puasa dulu, mencoba dulu, toh
puasa itu lebih baik, seandainya mereka mengetahui.
“Bulan Ramadhan,
bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan
penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda..“ menjelaskan maksud
dari “dalam beberapa hari yang tertentu.“ Yakni bulan Ramadhan. “Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,..“ menjelaskan bahwa puasa wajib
untuk orang yang Muqim. Setelah itu Allah menjelaskan sekali lagi “dan
barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah
baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang
lain…“ hal ini menegaskan bahwa Allah benar benar menjadikan hal ini sebagai
Ruqshah, karena “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (185)“.
Nabi Muhammad SAW memberikan
contoh kepada umat Islam mengenai amalan-amalan ibadah sunah yang di lakukan di
bulan Ramadhan. Berikut ini adalah macam-macam amalan yang dianjurkan
diperbanyak selama bulan Ramadhan.
1. Melaksanakan Makan Sahur
“Bersahurlah kalian, karena pada santap sahur
itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095)
2. Menyegerakan
Berbuka Puasa
Jika
telah tiba waktu untuk berbuka puasa, maka hendaklah untuk menyegerakan
berbuka, karena di dalamnya banyak mengandung dengan kebaikan. Rosulullah
SAW bersabda :
“Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan
selama mereka menyegerakan berbuka.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)
3. Tadarus Al-Quran dan
Mengkhatamkannya
Di
bulan Ramadhan tentu saja sangat kental berhubungan dengan Al-Quran, pasalnya
pada bulan Ramadhan merupakan pertama kalinya Al-Quran itu dirturunkan. Oleh
sebab itu aktifitas mengaji, tadarusan, sekaligus mengkaji isi dari bacaan
Al-Quran termasuk sangat utama waktu itu dan termasuk salah satu aktifitas
utama yang di lakukan oleh Nabi SAW dan generasi terbaik. Dan setiap kita
membaca dari awal juz pertama hingga seterusnya, di upayakan untuk
mengkhatamkan Al-Quran.
4. Berdakwah /
Menyebarkan Ilmu Kebaikan
Di
bulan Ramadhan ini jangan pernah menyia-nyiakan bulan penuh berkah ini. Satu
bulan penuh kita bisa mendapatkan waktu untuk berdakwah dan menyebarkan
ilmu-ilmu tentang kebaikan. Dengan itu kita bisa mengajak orang di sekitar
untuk berubah menjadi baik dan juga di bulan Ramadhan yang sudah menyebar
suasananya tentu semua orang akan mau menerima nasihat untuk berbuat baik.
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Al-Imran[3]
: 104)
Akan
tetapi ketika anda memberikan nasihat, tentu saja nasehat yang memiliki dalil
dan hukum-hukum yang jelas baik secara harfiah dan logika. Karena Rosulullah
SAW pernah bersabda, ”Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala
sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang
mengamalkannya sedikitpun.”
5. Memberikan Makanan
Berbuka Puasa (Ith’amu ath-tha’am)
“Barang siapa yang memberikan makanan berbuka
kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa
tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih
Nasa’i dan Tirmidzi)
6. Salat Tawawih
(Qiyamul Ramadhan)
Salat
tarawih (Qiyamul Ramadhan) merupakan ibadah sunah yang dilakukan ketika bulan
puasa. Anda perlu mengetahui juga bahwa salat tarawih dapat dilakukan di
rumah sekalipun, tidak harus di masjid.
Pasalnya
Rasulullah pernah merasa khawatir ketika melakukan sholat terawih di masjid
selama 3 hari berturut-turut secara berjamaah, jika dianggap salat tarawih ini
dianggap salat yang wajib dilakukan berjamaah dan harus di masjid. Sehingga
Rasulullah setelah itu melakukan salat sendirian di rumah.
7. Bertaubat
Di
bulan Ramadhan tentu setiap orang pasti tahu soal kelebihan yang akan kita
dapatkan. Seluruh perbuatan negatif, kejahatan, dan yang lainnya akan di
bukakan pintu ampunan kepada kita jika melakukan ibadah di bulan penuh berkah
ini. Allah akan membuka pintu ampunan lebar-lebar bagi umat Nya yang mau
bertaubat.
8. I’tikaf
I’tikaf
merupakan sebuah perbuatan berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk
beribadah. Hal ini sering sekali di lakukan oleh Rasululllah pada waktu itu
yakni pada awal, pertengahan dan paling sering 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Akan
tetapi, ibadah ini kerap kali dianggap berat oleh umat muslim, sekarang semakin
dikit orang yang melakukan i’tikaf di masjid. Padahal ibadah ini sangat baik
dan pernah dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang
Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah
meninggalkannya sejak beliau datang ke Madinah sampai beliau wafat.”
9. Menghidupkan Lailatul
Qadar
Di
dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang sangat spesial dan istimewa.
Yaitu lailatul qadar yang mana sering di sebut dengan malam seribu
bulan. Karena malam itu keberkahannya bernilai sebanyak malam selama seribu
bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk bisa meraih malam lailatul
qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari
terakhir bulan Ramadhan.
Kenapa
demikian? Karena barangsiapa yang melakukan ibadah salat di malam Lailatul
Qadar berdasarkan iman dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni
dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan
oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu,
Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul
‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha
Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
10. Umrah
Jika
anda memiliki rejeki berlimpah, cobalah rejeki itu gunakan untuk pergi umrah,
karena pahalanya berlipat-lipat. Rasulullah SAW. berkata kepada Ummu
Sinan, ia seorang wanita Anshar, agar apabila datang bulan Ramadhan, hendaklah
ia melakukan umrah, karena nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw.
(HR. Bukhari dan Muslim).
Berikut ini 7 Keistimewaan bulan Ramadhan, yakni
1. Puasa Ramadhan adalah rukun keempat dalam Islam.
Firman Allah Ta'ala: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183).
Sabda
Rasulullah s.a.w.: "Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat
tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram."
(Hadits Muttafaq 'Alaih).
Ibadah puasa merupakan salah satu sarana
penting untuk mencapai takwa, dan salah satu sebab untuk mendapatkan ampunan
dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derjat. Allah telah
menjadikan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya.
Firman Allah dalam hadits yang disampaikan
oleh Rasulullah s.a.w.: "Puasa itu untuk-Ku dan Aku langsung membalasnya.
Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, iaitu kesenangan ketika berbuka
puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, bau mulut orang
berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Dan sabda Rasulullah s.a.w.:
"Barangsiapa berpuasa Ramadhan kerana iman dan mengharap pahala dari
Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa
Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini:
a. Mengimani dengan benar akan kewajipan ini.
b. Mengharap pahala kerananya di sisi Allah
Ta 'ala.
2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk
bagi umat manusia dan berisi keterangan-keterangan tentang petunjuk dan pembeza
antara yang haq dan yang bathil.
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat
malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Rasulullah, para sahabat dan
Khulafaur Rasyidin.
Sabda Rasulullah
s.a.w.: "Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan kerana iman dan
mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(Hadits Muttafaq 'Alaih).
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia),
iaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4
bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala
takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.
Sabda Rasulullah
s.a.w.: "Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar kerana iman dan
mengharap pahala, dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu."
(Hadits Muttafaq 'Alaih).
Malam ini terdapat
pada sepuluh malam terakhir, dan diharapkan pada malam-malam ganjil lebih kuat
daripada di malam-malam lainnya. Kerana itu, seyogianya seorang muslim yang
senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan
kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam
dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur'anul Karim, zikir,
do'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benarnya. Semoga Allah menerima amal
ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan do'a kita.
5. Pada bulan ini terjadi peristiwa besar iaitu Perang
Badar, yang pada keesokan harinya Allah membezakan antara yang haq dan yang
bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin serta hancurlah syirik dan
kaum musyrikin.
6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah
Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah manusia ke
dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik
dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun
menjadi negeri Islam.
7. Pada bulan ini pintu-pintu Syurga dibuka, pintu-pintu
Neraka ditutup dan para syaitan diikat.
Betapa
banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib
memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan
sebenar-benarnya dan beramal shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang
diterima amalnya dan beruntung.
Perlu
diingat, bahawa ada sebahagian orang -semoga Allah menunjukinya- mungkin
berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang
seperti ini tidak berguna baginya puasa, haji, mahupun zakat. Kerana shalat
adalah sendi agama Islam yang ia tidak dapat tegak kecuali dengannya.
Sabda
Rasulullah s.a.w.: "Jibril datang kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad,
siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun setelah bulan itu habis dan ia tidak
mendapat ampunan, maka jika mati ia masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya.
Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu
Hibban dalam Shahihnya) (Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, hlm. 37-39).
Maka
seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk berbagai amal
kebaikan, seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur'an, zikir, do'a dan
istighfar. Ramadhan adalah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah,
untuk membersihkan hati mereka dari kerosakan.
Juga
wajib menjaga anggota badan dari segala dosa, seperti berkata yang haram,
melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram agar
puasanya menjadi bersih dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh
ampunan dan pembebasan dari api Neraka.
Tentang
keutamaan Ramadhan, bersabda Rasulullah s.a.w.: "Aku melihat seorang
laki-laki dari umatku terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa
bulan Ramadhan lalu memberinya minum sampai kenyang" (HR. At-Tirmidzi, Ad-Dailami
dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits ini hasan).
"Shalat
lima waktu, shalat Jum'at ke shalat Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan
berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya jika dosa-dosa
besar ditinggalkan." (HR. Muslim).
Jadi
hal-hal yang fardhu ini dapat menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat
dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar, iaitu perbuatan yang diancam
dengan hukuman di dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum
arak, mencaci kedua orangtua, memutuskan hubungan kekeluargaan, transaksi
dengan riba, mengambil risywah (wang suap), bersaksi palsu, memutuskan perkara
dengan selain hukum Allah.
Seandainya
tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain keberadaannya
sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul Karim,
serta adanya Lailatul Qadar yang merupakan malam yang lebih baik daripada
seribu bulan- di dalamnya, niscaya itu sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan
taufik-Nya.
Keutamaan Malam Lailatul Qadar / Lailatul Qodar |
Setelah mengetahui Keistimewaan Bulan Ramadhan? Lalu apa Keutamaan Malam Lailatul Qadar? Lailatul Qadar atau Lailat Al-Qadar (bahasa Arab: لَيْلَةِ الْقَدْرِ, malam ketetapan) adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam Al Qur'an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur'an.
Lailatur Qadar atau biasa
disebut pula sebagai “malam seribu bulan” adalah satu malam yang sangat
istimewa di bulan Ramadhan. Orang yang berpuasa di bulan Ramadhan sangat
mendambakan bisa mendapatkan malam ini. Sebab malam Lailatur Qadar punya banyak
keutamaan dan keistimewaan.
Lailatul Qadar atau Lailat
Al-Qadar adalah malam penting yang terjadi saat bulan Ramadan. Lailatul Qadar
digambarkan dalam Al Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Deskripsi tentang keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar,
surat ke-97 dalam Al Qur’an.
Lailatul Qadar atau Lailat
Al-Qadar adalah satu malam penting yang terjadi pada bulan Ramadan, yang dalam
Al Qur’an digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan. Dan juga
diperingati sebagai malam diturunkannya Al Qur’an. Deskripsi tentang
keistimewaan malam ini dapat dijumpai pada Surat Al-Qadar, surat ke-97 dalam Al
Qur’an.
Karena malam itu teramat
istimewa, malam dengan kadar lebih baik dari 1.000 bulan, atau 83 tahun 3
bulan, khoirun min alfi syahrin; malam turunnya para Malaikat dengan dipimpin
langsung Malaikat Jibril atas izin-Nya, tanazzalul Malaaikatu warruuhu; malam penuh
kedamaian hingga terbit fajar, salaamun hiya hatta mathla’il fajri.
Setiap Muslim dianjurkan
meningkatkan ibadah dan amal saleh dalam waktu sepuluh hari terakhir ini. Salah
satu tujuannya agar tidak kehilangan malam lailatul qadar. Malam lailatul qadar
memiliki tanda tersendiri.
Allah Ta 'ala berfirman : " Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) saat Lailatul Qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala uuusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. "(Al-Qadr: 1-5)
Allah
memberitahukan bahwa Dia menurunkan Al-Qur'an pada malam Lailatul Qadar, yaitu
malam yang penuh keberkahan. Allah Ta'ala berfirman: "Sesungguhnya Kami menurunkannya
(alQur’an) pada suatu malam yang diberkahi." (Ad-Dukhaan:3) Dan malam itu
berada di bulan Ramadhan, sebagaimana firman Allah Ta 'ala :"Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an. "(Al-Baqarah:
185).
Ibnu
Abbas -radhiallahu 'anhu- berkata: "Allah menurunkan Al-Qur'anul Karim
keseluruhannya secara sekaligus dari Lauh Mahfuzh ke Baitul 'Izzah (langit
pertama) pada malam Lailatul Qadar. Kemudian diturunkan secara berangsur-angsur
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sesuai dengan konteks berbagai
peristiwa selama 23 tahun."
Malam
itu dinamakan Lailatul Qadar karena keagungan nilainya dan keutamaannya di
sisi Allah Ta 'ala. Juga, karena pada saat itu ditentukan ajal, rizki, dan lainnya selama satu tahun,
sebagaimana firman Allah: "Pada malam itu dijelaskan sega la urusan yang
penuh hikmah." (Ad-Dukhaan: 4).
Kemudian,
Allah berfirman mengagungkan kedudukan Lailatul Qadar yang Dia khususkan untuk menurunkan
Al-Qur'anul Karim: "Dan tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu?"
Selanjutnya Allah menjelaskan nilai keutamaan Lailatul Qadar dengan firman-Nya:
"Lailatul Qadar itu lebih baik dari pada seribu bulan."
Beribadah
di malam itu dengan ketaatan, shalat, tilawah, dzikir, do'a dsb sama dengan
beribadah selama seribu bulan di waktu-waktu lain. Seribu bulan sama dengan 83
tahun 4 bulan.
Lalu
Allah memberitahukan keutamaannya yang lain, juga berkahnya yang melimpah
dengan banyaknya malaikat yang turun di malam itu, term asuk Jibril 'alaihis
salam. Mereka turun dengan membawa semua perkara, kebaikan maupun keburukan
yang merupakan ketentuan dan takdir Allah. Mereka turun dengan perintah dari
Allah. Selanjutnya, Allah menambahkan keutamaan malam tersebut dengan
firman-Nya: "Malam itu (penuh) kesejahteraan hingga terbit fajar"
(Al-Qadar: 5)
Maksudnya,
malam itu adalah malam keselamatan dan kebaikan seluruhnya, tak sedikit pun ada
kejelekan di dalamnya, sampai terbit fajar. Di malam itu, para malaikat
-termasuk malaikat Jibril- mengucapkan salam kepada orang-orang beriman. Dalam
satu hadits shahih, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyebutkan
keutamaan melakuk an qiyamul lail di malam tersebut. Beliau bersabda:
"Barangsiapa melakukan shalat malam pada saat Lailatul Qadar karena iman
dan mengharap pahala Allah, niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.
" (Hadits Muttafaq 'Alaih)
Tentang
waktunya, Rasulullah shalla llahu 'alaihi wasallam bersabda: "Carilah
Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan."
(HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
Yang
dimaksud dengan malam-malam ganjil yaitu malam dua puluh satu, dua puluh tiga,
dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan malam dua puluh sembilan.
Adapun
qiyamul lail di dalamnya yaitu menghidupkan malam tersebut dengan shalat
tarawih, sholat tahajjud, membaca Al-Qur'anul Karim, dzikir, do'a , istighfar
dan taubat kepada Allah Ta 'ala.
Tanda ini yang membedakan
malam penuh keberkahan tersebut dengan malam-malam lainnya. Berikut tanda
malam lailatul qadar tersebut:
1.
Udara dan angin sekitar terasa tenang. Tanda ini didasarkan pada hadits yang
diriwayatkan Ath Thoyalisi.
“Dari
Ibnu Abbas RA berkata, Rasulullah SAW bersabda, ‘Lailatul qadar adalah malam
yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin,
pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan.” Haytsami
mengatakan periwayatnya adalah tsiqoh atau terpercaya.
2.
Malaikat menurunkan ketenangan sehingga manusia merasakan ketenangan dan
kelezatan dalam beribadah. Tidak seperti ibadah pada hari-hari lainnya.
3.
Manusia dapat melihat malam ini dalam mimpinya seperti terjadi pada sebagian
sahabat Rasulullah SAW.
4.
Matahari terbit dalam keadaan jernih pada pagi harinya, tidak ada sinar.
Beberapa
pelajaran dari surat Al-Qadr :
1. Keutamaan Al-Qur'anul Karim serta ketinggian
nila inya, dan bahwa ia diturunkan pada Lailatul Qadar (malam kemuliaan).
2. Keutamaan dan keagungan Lailatul Qadar, dan
bahwa ia menyamai seribu bulan yang tidak ada Lailatul Qadar di dalamnya.
3.
Anjuran untuk mengisi
kesempatan-kesempatan baik seperti malam yang mulia ini dengan berbagai amal
shalih.
Lailatul Qadar mempunyai beberapa keutamaan. Tujuh di
antaranya adalah sebagai berikut:
1.
Lailatul Qadar adalah Malam Nuzulul Qur’an
“Kami telah menurunkan Al Qur’an ini pada malam
‘Lailatul Qadar’.”(QS Al Qadr: 1).
2.
Ibadah pada Lailatul Qadar Lebih Baik dari 1000 Bulan
“Lailatul Qadar lebih baik dari seribu bulan.” (Al
Qadr: 3).
Menurut DR. Ahmad Zain An
Najah, para ulama berbeda pendapat tentang maksud ayat di atas, akan tetapi
mayoritas ulama mengatakan bahwa amalan pada malam hari itu lebih baik dari
amalan seribu malam yang tidak terdapat di dalamnya Lailatul Qadar.
3.
Para Malaikat dan Jibril Turun untuk Mengatur Segala Urusan
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (A
Qadar: 4).
Abu Hurairah Radhiyallahu
‘Anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
“Sesungguhnya Lailatul Qadar itu akan turun
pada malam 27 atau 29, dan sesungguhnya malaikat yang ada di muka bumi pada
malam itu lebih banyak dari pada jumlah kerikil.” (HR Ibnu Khuzaimah,
hasan).
4.
Lailatul Qadar adalah Malam Kesejahteraan
Para malaikat pun memberikan
salam kepada kaum Mukminin mereka sampai terbit fajar.
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit
fajar.” (Al Qadar: 5).
5.
Lailatul Qadar adalah Malam yang Penuh Berkah
“Kami telah menurunkan Al-Qur’an ini pada
malam yang penuh berkah.” (QS Ad Dukhan: 2).
6.
Lailatul Qadar adalah Malam Penetapan Takdir Seluruh Makhluk dalam Setahun
“Pada malam itu ditetapkan segala urusan yang
penuh hikmah.” (QS Ad Dukhan: 3).
7.
Diampuni Dosa Masa Lalu bagi Yang Beribadah pada Lailatul Qadar dengan Ikhlas
dan Iman
Dalilnya adalah sabda
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Barang siapa yang bangun (untuk beribadah)
pada malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lampau.” (HR Bukhari dan Muslim)
Demikian
pembelajaran tentang Keutamaan Malam Lailatul Qadar / Lailatul Qodar. Semoga ada manfaat.
No comments
Post a Comment