Dimensi, Elemen, Dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila
Dimensi, Elemen, Dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila sesuai Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Apa saja Dimensi Profil Pelajar Pancasila ? Ada
6 dimensi Profil Pelajar Pancasila, yakni 1) Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia; 2) Dimensi Berkebhinekaan Global; 3)
Dimensi Bergotong Royong; 4) Dimensi Mandiri; 5) Dimensi Bernalar Kritis;
dan 6) Dimensi Kreatif.
1.
Dimensi Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berahlak Mulia
Pelajar
Indonesia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia adalah
pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia
memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari.
Ada
lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia: (a)
akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak
kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.
a.
Akhlak beragama
Pelajar
Pancasila mengenal sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari
sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang. Ia juga sadar bahwa dirinya adalah
makhluk yang mendapatkan amanah dari Tuhan sebagai pemimpin di muka bumi yang
mempunyai tanggung jawab untuk mengasihi dan menyayangi dirinya, sesama manusia
dan alam, serta menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Pelajar
Pancasila senantiasa menghayati dan mencerminkan sifat-sifat Ilahi tersebut
dalam perilakunya di kehidupan sehari-hari. Penghayatan atas sifat-sifat Tuhan
ini juga menjadi landasan dalam pelaksanaan ritual ibadah atau sembahyang
sepanjang hayat. Pelajar Pancasila juga aktif mengikuti acara-acara keagamaan
dan ia terus mengeksplorasi guna memahami secara mendalam ajaran, simbol, kesakralan,
struktur keagamaan, sejarah, tokoh penting dalam agama dan kepercayaannya serta
kontribusi hal-hal tersebut bagi peradaban dunia.
b.
Akhlak pribadi
Akhlak
yang mulia diwujudkan dalam rasa sayang dan perhatian pelajar kepada dirinya
sendiri. Ia menyadari bahwa menjaga kesejahteraan dirinya penting dilakukan
bersamaan dengan menjaga orang lain dan merawat lingkungan sekitarnya. Rasa
sayang, peduli, hormat, dan menghargai diri sendiri terwujud dalam sikap
integritas, yakni menampilkan tindakan yang konsisten dengan apa yang dikatakan
dan dipikirkan. Karena menjaga kehormatan dirinya, Pelajar Pancasila bersikap
jujur, adil, rendah hati, bersikap serta berperilaku dengan penuh hormat. Ia
selalu berupaya mengembangkan dan mengintrospeksi diri agar menjadi pribadi
yang lebih baik setiap harinya. Sebagai wujud merawat dirinya, Pelajar
Pancasila juga senantiasa menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritualnya dengan
aktivitas olahraga, aktivitas sosial, dan aktivitas ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing-masing. Karena karakternya ini, ia menjadi orang yang
selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, serta
berkomitmen untuk setia pada ajaran agama dan kepercayaannya serta nilai-nilai
kemanusiaan.
c.
Akhlak kepada manusia
Sebagai
anggota masyarakat, Pelajar Pancasila menyadari bahwa semua manusia setara di
hadapan Tuhan. Akhlak mulianya bukan hanya tercermin dalam rasa sayangnya pada
diri sendiri tetapi juga dalam budi luhurnya pada sesama manusia. Dengan
demikian ia mengutamakan persamaan dan kemanusiaan di atas perbedaan serta
menghargai perbedaan yang ada dengan orang lain. Pelajar Pancasila
mengidentifikasi persamaan dan menjadikannya sebagai pemersatu ketika ada
perdebatan atau konflik. Ia juga mendengarkan dengan baik pendapat yang berbeda
dari pendapatnya, menghargainya, dan menganalisisnya secara kritis tanpa
memaksakan pendapatnya sendiri. Pelajar Pancasila adalah pelajar yang moderat
dalam beragama. Ia menghindari pemahaman keagamaan dan kepercayaan yang
eksklusif dan ekstrim, sehingga ia menolak prasangka buruk, diskriminasi,
intoleransi, dan kekerasan terhadap sesama manusia baik karena perbedaan ras,
kepercayaan, maupun agama. Pelajar Pancasila bersusila, bertoleransi dan
menghormati penganut agama dan kepercayaan lain. Ia menjaga kerukunan hidup
sesama umat beragama, menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing, tidak memberikan label negatif pada
penganut agama dan kepercayaan lain dalam bentuk apapun, serta tidak memaksakan
agama dan kepercayaannya kepada orang lain. Pelajar Pancasila juga senantiasa
berempati, peduli, murah hati dan welas asih kepada orang lain, terutama mereka
yang lemah atau tertindas. Dengan demikian, ia selalu berupaya aktif menolong
orang-orang yang membutuhkan dan mencarikan solusi terbaik untuk mendukung
keberlangsungan kehidupan mereka. Pelajar Pancasila juga senantiasa
mengapresiasi kelebihan orang lain dan mendukung mereka dalam engembangkan
kelebihan itu.
d.
Akhlak kepada alam
Sebagai
bagian dari lingkungan, Pelajar Pancasila mengejawantahkan akhlak mulianya
dalam tanggung jawab, rasa sayang, dan peduli terhadap lingkungan alam sekitar.
Pelajar Pancasila menyadari bahwa dirinya adalah salah satu di antara
bagian-bagian dari ekosistem bumi yang saling mempengaruhi. Ia juga menyadari
bahwa sebagai manusia, ia mengemban tugas dalam menjaga dan melestarikan alam
sebagai ciptaan Tuhan. Hal tersebut membuatnya menyadari pentingnya merawat
lingkungan sekitar sehingga ia menjaga agar alam tetap layak dihuni oleh
seluruh makhluk hidup saat ini maupun generasi mendatang. Ia tidak merusak atau
menyalahgunakan lingkungan alam, serta mengambil peran untuk menghentikan
perilaku yang merusak dan menyalahgunakan lingkungan alam. Pelajar Pancasila
juga senantiasa reflektif, memikirkan, dan membangun kesadaran tentang
konsekuensi atau dampak dari perilakunya terhadap lingkungan alam. Kesadarannya
ini menjadi dasar untuk membiasakan diri menerapkan gaya hidup peduli
lingkungan, sehingga ia secara aktif berkontribusi untuk menjaga kelestarian
lingkungan.
e.
Akhlak bernegara
Pelajar
Pancasila memahami serta menunaikan hak dan kewajibannya sebagai warga negara
yang baik serta menyadari perannya sebagai warga negara. Ia menempatkan
kemanusiaan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara sebagai
kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi. Akhlak pribadinya mendorong
Pelajar Pancasila untuk peduli dan membantu sesama, untuk bergotong-royong. Ia
juga mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama, sebagai dampak dari akhlak pribadinya dan juga akhlaknya terhadap
sesama. Keimanan dan ketakwaannya juga mendorongnya untuk aktif menghadirkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagai wujud cinta yang
dimilikinya untuk negara.
2.
Dimensi Berkebhinekaan Global
Pelajar
Indonesia mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap
berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga menumbuhkan
rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif
dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari
berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan
komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan
tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
a.
Mengenal dan menghargai budaya
Pelajar
Pancasila mengenali, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan berbagai macam
kelompok berdasarkan perilaku, jenis kelamin, cara komunikasi, dan budayanya,
serta mendeskripsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga
menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal,
regional, nasional, dan global.
b.
Komunikasi dan interaksi antar budaya
Pelajar
Pancasila berkomunikasi dengan budaya yang berbeda dari dirinya secara setara
dengan memperhatikan, memahami, menerima keberadaan, dan menghargai keunikan
setiap budaya sebagai sebuah kekayaan perspektif sehingga terbangun
kesalingpahaman dan empati terhadap sesama.
c.
Refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan
Pelajar
Pancasila secara reflektif memanfaatkan kesadaran dan pengalaman kebinekaannya
agar terhindar dari prasangka dan stereotip terhadap budaya yang berbeda,
termasuk perundungan, intoleransi dan kekerasan, dengan mempelajari keragaman
budaya dan mendapatkan pengalaman dalam kebinekaan. Hal ini membuatnya
menyelaraskan perbedaan budaya agar tercipta kehidupan yang setara dan harmonis
antarsesama.
d.
Berkeadilan Sosial
Pelajar
Pancasila peduli dan aktif berpartisipasi dalam mewujudkan keadilan sosial di
tingkat lokal, regional, nasional, danglobal. Ia percaya akan kekuatan dan
potensi dirinya sebagai modal untuk menguatkan demokrasi, untuk secara
aktif-partisipatif membangun masyarakat yang damai dan inklusif, berkeadilan
sosial, serta berorientasi pada pembangunan yang berkelanjutan.
3. Dimensi Bergotong Royong
Pelajar
Indonesia memiliki kemampuan bergotong-royong, yaitu kemampuan untuk melakukan
kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan
dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong
adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi
a.
Kolaborasi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan kolaborasi, yaitu kemampuan untuk bekerja bersama
dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang
lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. Ia terampil untuk
bekerja sama dan melakukan koordinasi demi mencapai tujuan bersama dengan
mempertimbangkan keragaman latar belakang setiap anggota kelompok. Ia mampu
merumuskan tujuan bersama, menelaah kembali tujuan yang telah dirumuskan, dan
mengevaluasi tujuan selama proses bekerja sama. Ia juga memiliki kemampuan
komunikasi, yaitu kemampuan mendengar dan menyimak pesan dan gagasan orang
lain, menyampaikan pesan dan gagasan secara efektif, mengajukan pertanyaan
untuk mengklarifikasi, dan memberikan umpan-balik secara kritis dan positif.
Pelajar Pancasila juga menyadari bahwa ada saling-ketergantungan yang positif
antar-orang. Melalui kesadaran ini, ia memberikan kontribusi optimal untuk
meraih tujuan bersama. Ia menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya
semaksimal mungkin dan mengapresiasi upaya yang telah dilakukan anggota lain
dalam kelompoknya.
b.
Kepedulian
Pelajar
Pancasila memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi di lingkungan
fisik dan sosial. Ia tanggap terhadap kondisi yang ada di lingkungan dan
masyarakat untuk menghasilkan kondisi yang lebih baik. Ia merasakan dan
memahami apa yang dirasakan orang lain, memahami perspektif mereka, dan
menumbuhkan hubungan dengan orang dari beragam budaya yang menjadi bagian
penting dari kebinekaan global. Ia memiliki persepsi sosial yang baik sehingga
ia memahami mengapa orang lain bereaksi tertentu dan melakukan tindakan
tertentu. Ia memahami dan menghargai lingkungan sosialnya, serta menghasilkan
situasi sosial yang sejalan dengan pemenuhan kebutuhan berbagai pihak dan
pencapaian tujuan.
c.
Berbagi
Pelajar
Pancasila memiliki kemampuan berbagi, yaitu memberi dan menerima segala hal
yang penting bagi kehidupan pribadi dan bersama, serta mau dan mampu menjalani
kehidupan bersama yang mengedepankan penggunaan bersama sumber daya dan ruang
yang ada di masyarakat secara sehat. Melalui kemampuan berbagi, ia mampu dan
mau memberi serta menerima hal yang dianggap berharga kepada/dari teman sebaya,
orang-orang di lingkungan sekitarnya, dan lingkungan yang lebih luas. Ia
mengupayakan diri dan kelompoknya untuk memberi hal yang dianggap penting dan
berharga kepada orang-orang yang membutuhkan baik di lingkungannya maupun di
masyarakat yang lebih luas (negara dan dunia).
4. Dimensi Mandiri
Pelajar
Indonesia merupakan pelajar mandiri, yaitu pelajar yang bertanggung jawab atas
proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran
akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.
a.
Pemahaman diri dan situasi yang dihadapi
Pelajar
Pancasila yang mandiri senantiasa melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya
dan situasi yang dihadapi mencakup refleksi terhadap kondisi diri, baik
kelebihan maupun keterbatasan dirinya, serta situasi dan tuntutan perkembangan
yang dihadapi. Hal ini akan membuat ia mengenali dan menyadari kebutuhan
pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang
terjadi. Kesadaran tersebut akan membantunya untuk dapat menetapkan tujuan
pengembangan diri yang sesuai dengan kondisi diri dan situasi yang dihadapi,
memilih strategi yang sesuai, serta mengantisipasi tantangan dan hambatan yang
mungkin terjadi.
b.
Regulasi diri
Pelajar
Pancasila yang mandiri mampu mengatur pikiran, perasaan, dan perilaku dirinya
untuk mencapai tujuan belajar dan pengembangan dirinya baik di bidang akademik
maupun non akademik. Ia mampu menetapkan tujuan pengembangan dirinya serta
merencanakan strategi untuk mencapainya dengan didasari penilaian atas
kemampuan dirinya dan tuntutan situasi yang dihadapinya. Pelaksanaan aktivitas
pengembangan diri dapat dikendalikan olehnya sekaligus menjaga perilaku dan
semangat agar tetap optimal untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Ia
senantiasa memantau dan mengevaluasi upaya yang dilakukan dan hasil yang
dicapainya. Ketika menemui permasalahan dalam belajar, ia tidak mudah menyerah
dan akan berusaha mencari strategi atau metode yang lebih sesuai untuk
menunjang keberhasilan pencapaian tujuannya.
5. Dimensi Bernalar Kritis
Pelajar
yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif
maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi,
menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari
bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis
dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir dalam
mengambilan keputusan.
a.
Memperoleh dan memproses informasi dan gagasan
Pelajar
Pancasila memproses gagasan dan informasi, baik dengan data kualitatif maupun
kuantitatif. Ia memiliki rasa keingintahuan yang besar, mengajukan pertanyaan
yang relevan, mengidentifikasi dan mengklarifikasi gagasan dan informasi yang
diperoleh, serta mengolah informasi tersebut. Ia juga mampu membedakan antara
isi informasi atau gagasan dari penyampainya. Selain itu, ia memiliki kemauan
untuk mengumpulkan data atau fakta yang berpotensi menggugurkan opini atau
keyakinan pribadi. Berbekal kemampuan tersebut, Pelajar Pancasila dapat
mengambil keputusan dengan tepat berdasarkan informasi dari berbagai sumber
yang relevan dan akurat.
b.
Menganalisis dan mengevaluasi penalaran.
Pelajar
Pancasila menggunakan nalarnya sesuai dengan kaidah sains dan logika dalam
pengambilan keputusan dan tindakan dengan melakukan analisis serta evaluasi
dari gagasan dan informasi yang ia dapatkan. Ia mampu menjelaskan alasan yang
relevan dan akurat dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan.
Akhirnya, ia dapat membuktikan penalarannya dengan berbagai argumen dalam
mengambil suatu simpulan atau keputusan.
c.
Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri.
Pelajar
Pancasila melakukan refleksi dan evaluasi terhadap pemikirannya sendiri
(metakognisi) dan berpikir mengenai bagaimana jalannya proses berpikir tersebut
sehingga ia sampai pada suatu simpulan. Ia menyadari proses berpikirnya beserta
putusan yang pernah dihasilkannya, dan menyadari perkembangan serta
keterbatasan daya pikirnya. Hal ini membuatnya menyadari bahwa ia dapat terus
mengembangkan kapasitas dirinya melalui proses refleksi, usaha memperbaiki
strategi, dan gigih dalam mengujicoba berbagai alternatif solusi. Selain itu,
ia memiliki kemauan untuk mengubah opini atau keyakinan pribadi tersebut jika
memang bertentangan dengan bukti yang ada.
6. Dimensi Kreatif
Pelajar
yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal,
bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari
menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang
orisinal serta memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan.
a.
Menghasilkan gagasan yang orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan gagasan atau ide yang orisinal. Gagasan ini terbentuk
dari yang paling sederhana seperti ekspresi pikiran dan/atau perasaan sampai
dengan gagasan yang kompleks. Perkembangan gagasan ini erat kaitannya dengan
perasaan dan emosi, serta pengalaman dan pengetahuan yang didapatkan oleh
pelajar tersebut sepanjang hidupnya. Pelajar yang kreatif memiliki kemampuan
berpikir kreatif, dengan mengklarifikasi dan mempertanyakan banyak hal, melihat
sesuatu dengan perspektif yang berbeda, menghubungkan gagasan-gagasan yang ada,
mengaplikasikan ide baru sesuai dengan konteksnya untuk mengatasi persoalan,
dan memunculkan berbagai alternatif penyelesaian.
b.
Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
Pelajar
yang kreatif menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal berupa representasi
kompleks, gambar, desain, penampilan, luaran digital, realitas virtual, dan
lain sebagainya. Ia menghasilkan karya dan melakukan tindakan didorong oleh
minat dan kesukaannya pada suatu hal, emosi yang ia rasakan, sampai dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, pelajar
yang kreatif cenderung berani mengambil risiko dalam menghasilkan karya dan
tindakan.
c.
Memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi permasalahan
Pelajar
yang kreatif memiliki keluwesan berpikir dalam mencari alternatif solusi
permasalahan yang ia hadapi. Ia mampu menentukan pilihan ketika dihadapkan pada
beberapa alternatif kemungkinan untuk memecahkan permasalahan. Ia juga mampu
mengidentifikasi, membandingkan gagasan-gagasan kreatifnya, serta mencari
solusi alternatif saat pendekatan yang diambilnya tidak berhasil. Pada
akhirnya, pelajar kreatif mampu bereksperimen dengan berbagai pilihan secara
kreatif Ketika menghadapi perubahan situasi dan kondisi
Demikian penjelasan tantang Dimensi, Elemen, Dan Sub Elemen Profil
Pelajar Pancasila.Semoga ada manfaatnya, terima kasih
kenapa tidak bisa dicopy?
ReplyDeleteBiar nyaman dibacanya kali
Delete