Bagaimana Proses Geografis Memengaruhi Keragaman Alam Indonesia? dan Bagaimana Proses Geografis Memengaruhi Keragaman Sosial Budaya ? Sebagaimana diketahui Faktor geografis adalah jenis-jenis di dalam faktor alam yang mempunyai pertalian langsung atau tak langsung dengan kehidupan manusia dalam arti memberikan fasilitas kepadanya untuk menghuni permukaan bumi sebagai wilayah.
Menurut
N. Daldjoeni terdapat delapan faktor geografis yang mempengaruhi keragaman alam
dan keragaman sosial yaitu: relasi ruang (geografis, posisi, bentuk, luas, jarak);
relief atau topografi (tinggi rendahnya di permukaan bumi); jenis tanah; flora
dan fauna; air tanah dan kondisi pembuangan air; sumber-sumber mineral (barang
tambang); dan relasi dengan lautan.
a.
Geografis atau Letak dan Luas
Merupakan suatu
tempat dalam suatu wilayah penting. Demikian ada unsur relasi keruangan yang lain
seperti posisinya, jaraknya dari tempat lain. Geografis itu sendiri memiliki luas
serta bentuk yang ada artinya bagi persatuan bangsa, perkembangan ekonomi atau kontak
dengan wilayah lain secara kultural maupun politik. Suatu negara yang geografisnya
baik bagi perniagaan dunia atau strategi perang dapat saja dengan mudah terancam
oleh berbagai bencana perang.
b.
Jenis iklim dan Cuaca
Jenis iklim dapat menentukan
hasil pertanian. Daerah tropis yang baik untuk perkebunan. Iklim yang berbeda atara
daerah yang satu degan daerah lainnya akan menimbulkan kondisi alam yang
berbeda. Kondisi ini membangun pola perilaku dan sistem mata pencaharian yang berbeda.
Akibatnya terjadi keragaman regional antar daerah di Indonesia.
c.
Bentuk Relief
Bentuk relief juga mempengaruhui
keragaman SDA dan Sosial Budaya. Perbedaan relief yang menonjol juga menentukan
perbedaan suhu tahunan, keindahan tamasya dan pembuangan air (adanya rawa-rawa,
danau, bendungan).
d.
Tipe Tanah
Tipe tanah menentukan
kesuburan wilayah, tanah berkapur membentuk daerah yang kurang produktif
sehingga penduduknya kurang berpenghasilan dan wilayahnya kurang padat. Tanah yang
subur akan lebih menarik bagi penduduk sehingga menyebabkan wilayah yersebut memiliki
kepadatan penduduk yang cenderung tinggi.
e.
Jenis Flora dan Fauna
Faktor ini juga mempengaruhui
kegiatan ekonomi manusia serta mutu pangannya. Seperti Maluku dengan kekayaan
lautannya dan tanaman sagunya.
f.
Kondisi Air
Faktor ini juga
menentukan dapat tidaknya suatu wilayah dihuni ddengan baik sehingga merupakan
kunci bagi lahirnya peradaban manusia.
g.
Sumber-Sumber Mineral
Sumber mineral
merupakan segala pontensi alam berupa bahan galian yang terdapat pada perut bumi
yang diperoleh melalui peroses pertambangan (eksplorasi). Indonesia memiliki kekayaan
bahan mineral yang terdapat di daratan atau di dasar laut karena didukung oleh kondisi
geografisnya. Persebaran jumlah dan jenis sumber daya mineral tidaklah merata, hal
ini tergantung kepada faktor kondisi pada setiap daerah.
h.
Memiliki Lautan
Memiliki lautan ini sangat
penting bagi peradaban manusia. Daerah yang berada di persisir lebih cenderung maju,
karena di sana terjadi interaksi dengan wilayah-wilayah lainnya.
Keunggulan
geografis Indonesia meliputi tiga hal yaitu iklim/cuaca, letak dan luas geografis,
dan tanah. Ketiga keunggulan geografis yang dimiliki Indonesia tersebut akan
berpengaruh pada keragaman alam Indonesia dan keragaman sosial budaya.
1)
Iklim/Cuaca
Berdasarkan pembagian
iklim matahari yang meliputi iklim tropis, subtropis, sedang, dan dingin/kutub,
maka Indonesia terletak di daerah yang beriklim tropis. Indonesia juga terletak
di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, sehingga menyebabkan Indonesia
memiliki pola arah angin yang selalu berganti setiap setengah tahun sekali,
yakni angin musim Barat dan angin musim Timur. Akibatnya wilayah negara Indonesia
memiliki iklim musim/muson.
Keunggulan iklim di
Indonesia adalah iklim muson tropis, artinya Indonesia memiliki iklim yang
panas dengan musim penghujan dan musim kemarau yang senantiasa berganti setiap 6
bulan (setengah tahun) sekali, sehingga aktivitas pertanian dan ekonomi lainnya
dapat berlangsung sepanjang tahun.
2)
Letak dan luas geografis
Keunggulan Letak dan luas geografis yang dikenal juga dengan istilah letak geostrategis Indonesia adalah berkaitan dengan letak Indonesia yang berada di antara dua benua yakni benua Asia dan Australia, serta terletak di antara dua samudera yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Mengapa letak tersebut dikatakan strategis? Lokasi Indonesia ibarat berada di persimpangan lalu lintas perjalanan internasional. Sebagai contoh perdagangan bangsa-bangsa Asia dan Australia, bahkan bangsa-bangsa lain di seluruh dunia akan selalu melewati wilayah Indonesia. Perdagangan tersebut melewati wilayah darat, laut, dan udara.
3)
Tanah
Tanah di Indonesia
subur salah satunya disebabkan Indonesia berada di daerah vulkanis. Indonesia
memiliki banyak gunung berapi yang letusannya setiap saat dapat menyuburkan
tanah. Mengapa gunung berapi dapat menyuburkan tanah? Letusan gunung berapi
menyemburkan abu vulkanis sebagai penyubur kembali tanah yang kurang subur.
Tanah di Indonesia yang subur akan mengakibatkan berbagai jenis tanaman dapat
tumbuh dengan baik. Kondisi tanah yang subur, iklim tropis dengan sinar
matahari dan curah hujan yang cukup merupakan keunggulan komparatif tersendiri
bagi wilayah negara kita. Dengan kata lain tanah di Indonesia dapat ditanami
berbagai jenis tanaman dan memberikan hasil yang besar.
Tanah di Indonesia
yang subur akan mengakibatkan berbagai jenis hewan/fauna dapat hidup dengan
baik. Dengan kondisi tanah yang subur, iklim tropis dan curah hujan yang cukup,
tanah di Indonesia dapat ditanami berbagai jenis tanaman sebagai penyedia
makanan bagi berbagai jenis hewan/fauna. Itulah sebabnya Indonesia juga kaya
dengan berbagai jenis hewan, baik yang hidup secara alami maupun yang secara sengaja
diternakkan.
Bagaimana Proses Geografis Memengaruhi Keragaman Alam Indonesia ? Letak negara Indonesia yang luas dan secara geografis berada dalam daerah tropis telah menimbulkan Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat banyak dan memadai baik Sumber Daya Alam Hayati/Biotik maupun Sumber Daya Alam Non Hayati/Abiotik. Contoh Sumber Daya Alam Hayati/Biotik: tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Sumber daya alam berasal dari tumbuhan (nabati) berupa sayuran, buah-buahan, biji-bijian, rempah-rempah, oksigen dan lain sebagainya. Sedangkan contoh-contoh sumber daya alam biotik yang berasal dari hewan berupa telur, daging, susu, dan lain sebagainya. Adapun Contoh-contoh sumber daya alam abiotik antara lain yaitu air, udara, sinar matahari, tanah, batuan, bahan tambang, mineral dan lainnya.
Bagaimana
Bagaimana Proses Geografis Memengaruhi
Keragaman Sosial Budaya ? Ada beberapa pandangan tentang pengaruh geografis
terhadap kebudayaan, diantaranya pandangan determinisme lingkungan dan posibilisme.
Determinisme lingkungan merupakan teori mengenai interaksi mengenai interaksi antara
budaya dan lingkungan sejak zaman Yunani Klasik. Gagasan ini menyatakan lingkungan
secara mekanis menentukan bagaimana budaya beradaptasi. Dalam pandangan ini, terdapat
keyakinan bahwa lingkungan dan kehidupan di dalam lingkungan itu tetap ada dan tidak
berubah, serta asumsi bahwa lingkunganlah yang berperan.
Pandangan
determinisme berbeda dengan pandangan posibilisme. Menurut pandangan posibilisme,
kondisi lingkungan alam bukan faktor yang sangat menentukan, melainkan faktor pengendali
yang memberikan kemungkinan atau peluang yang memengaruhi kebudayaan manusia.
Lingkungan alam hanya memberikan kemungkinan dan batas-batas untuk lahirnya suatu
kebudayaan. Kedua pandangan ini menunjukkan bahwa faktor geografis berpengaruh
terhadap keragaman budaya.
Budaya
asli Indonesia banyak berinteraksi dengan kebudayaan asing, interaksi ini
menghasilkan kebudayaan baru yang semakin memperkaya budaya lokal. Perubahan yang
terjadi karena interaksi antara dua kebudayaan yang berbeda antara lain
akulturasi, asimilasi, dan amalgamasi. Akulturasi merupakan proses sosial yang timbul
akibat suatu kebudayaan tertentu (asli) dihadapkan dengan kebudayaan lain (asing).
Kebudayaan asing lambat laun diterima dan dipadukan dengan kebudayaan asli tanpa
menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya seni arsitektur Indonesia banyak
berakulturasi dengan budaya bangsa Tiongkok dan Eropa.
Asimilasi
merupakan pembauran dua atau lebih kebudayaan yang ditandai dengan hilangnya
kebudayaan asli dan terbentuknya suatu kebudayaan yang baru. Amalgamasi merupakan
proses penyatuan dua atau lebih ras atau kebudayaan melalui proses perkawinan.
Proses Geografis
Memengaruhi Keragaman Sosial Budaya Indonesia misalnya dari segi bahasa, mata
pencaharian, kesenian, upacara keagamaan. Untuk lebih jelasnya mari kita lihat
uraian fakta-fakta di bawah ini.
1)
Keragaman Bahasa Daerah di Indonesia
Berikut ini daftar
Bahasa Ibu di Indonesia berserta geografis provnsi
1.
Bahasa
Aceh -Aceh
2.
Bahasa
Jawa -Jawa Tengah dan Jawa Timur
3.
Bahasa
Sunda -Jawa Barat
4.
Bahasa
Madura -Jawa Timur
5.
Bahasa
Bali -Bali
6.
Bahasa
Melayu - Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung
Kep. Riau
7.
Bahasa
Minangkabau -Aceh, Sumatera Utara,Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu
8.
Bahasa
Sentani- Papua
9.
Awban
-Papua
10.
Bahasa
Korowai- Papua
11.
Bahasa
Tokuni -Papua
12.
Bahasa
Biak- Papua
13.
Bahasa
Sumbawa- Nusa Tenggara Barat
14.
Bahasa
Bugis -Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah
15.
Bahasa
Makassar- Sulawesi Selatan
16.
Bahasa
-Muna Sulawesi Tenggara
17.
Bahasa
Awban -Yahukimo, Papua
18.
Bahasa
Serui -Arui, Papua
19.
Bahasa
Kuri -Papua
20.
Bahasa
Sasak -Nusa Tenggara Barat
21.
Bahasa
Bajo- Nusa Tenggara Barat
22.
Bahasa
Bima (Mbojo)- Nusa Tenggara Barat
23.
Bahasa
Dajub -(Tokuni) Papua
24.
Bahasa
Korowai Karuwage (Korowage) -Papua
25.
Bahasa
Sentani -Papua
26.
Bahasa
Serui Laut -Papua
27.
Bahasa
Buru -Maluku
28.
Bahasa
Lisabata -Maluku
29.
Bahasa
Luhu -Maluku
30.
Bahasa
Meoswar -Papua
31.
Bahasa
Kuri/ Nabi -Papua
32.
Bahasa
Aframa/ Usku -Papua
33.
Bahasa
Gresi -Papua
34.
Bahasa
Ormu -Papua
35.
Bahasa
Somu/ Toro -Papua
36.
Bahasa
Mandar- Sulawesi
37.
Bahasa
Minahasa -Sulawesi
38.
Bahasa
Kerinci -Sumatera
39.
Bahasa
Senggi Senggi,- Papua
40.
Bahasa
Pamona Morowali, -Sulawesi Tengah
41.
Bahasa
Rongga -Nusa Tenggara Timur
42.
Bahasa
Wolio Baubau, -Sulawesi Tengah
43.
Bahasa
Ormu -Papua
44.
Bahasa
Senggi (Find) /Viid - Papua
45.
Bahasa
Mansim Borai -Papua Barat
46.
Bahasa
Hitu -Maluku
47.
Bahasa
Tobati -Papua
48.
Bahasa
Kayeli- Maluku
49.
Bahasa
Hulung -Maluku
50.
Samasuru
-Maluku
51.
Bahasa
Mander -Papua
52.
Bahasa
Namla -Papua
53.
Bahasa
Usku -Papua
54.
Bahasa
Maklew/ Makleu- Papua
55.
Bahasa
Bku -Papua
56.
Bahasa
Mansim Borai -Papua
57.
Bahasa
Ponosokan/ Ponosakan -Sulawesi Utara
58.
Bahasa
Konjo -Sulawesi Selatan
59.
Bahasa
Lematang -Sumatera Selatan
2) Keragaman mata pencaharian di Indonesia
a)
Mata pencaharian penduduk wilayah dataran pantai Masyarakat yang hidup di
daerah pantai umumnya menggantungkan hidup pada sumber kelautan, baik dari sisi
perikanan, pertanian, maupun objek wisatanya. Kondisi geografis pantai
berkontribusi membentuk kebudayaan masyarakat setempat. contohnya upacara
sedekah laut. Adapun, mata pencaharian penduduk daerah pantai di kota-kota
besar sudah bervariasi, ada yang menjadi pedagang dan bidang pelayanan jasa.
b)
Mata pencaharian penduduk wilayah dataran tinggi Penduduk di wilayah dataran
tinggi umumnya bermata pencaharian sebagai petani, pedagang, peternak, dan
pekerja perkebunan. Petani di dataran tinggi biasanya menanam wortel, kentang,
kopi, teh, tembakau, dan cengkih. Berbeda dengan petani di dataran rendah yang
umumnya menanam padi, tebu, dan palawija.
c)
Mata pencaharian penduduk wilayah dataran rendah Masyarakat di Dataran Rendah
pedesaan banyak yang berprofesi sebagai petani. Di wilayah perkotaan, kegiatan
masyarakat bertumpu pada bidang pariwisata, transportasi dan komunikasi. Di
kota-kota wilayah dataran rendah dibangun pusat perbelanjaan, pendidikan, dan
pemerintahan. Rata-rata pusat aktivitas masyarakat di dataran rendah
dibandingkan di pantai atau dataran tinggi.
3)
Keragaman Kesenian Daerah di Indonesia
Berikut beberapa
contoh tari daerah yang populer di seluruh provinsi yang ada di Indonesia:
1.
Tari Saman (Nanggroe Aceh Darussalam)
Tari Saman adalah
tari daerah asal dari Tanah Gayo di Aceh. Awalnya, tari ini merupakan permainan
rakyat yang disebut pok ane yang diciptakan oleh ulama bernama Syekh Saman. Tari
Saman dimainkan dengan jumlah penari lebih dari 10 orang, tapi harus ganjil.
Tarian ini mencerminkan tentang kekompakan, kebersamaan, keagamaan, sopan
santun serta pendidikan. Tari Saman ditampilkan cenderung tidak menggunakan
iringan alat musik, melainkan dari suara dan bunyi tepuk tangan penarinya.
Gerakan tari akan dikombinasikan dengan memukul pangkal paha dan dada, sebagai
sinkronisasi lalu menghempaskan badan ke berbagai arah.
2.
Tari Piring (Sumatera Barat)
Tari Piring merupakan
tari daerah tradisional asal Sumatera Barat. Dikutip dari buku berjudul Yuk,
Mengenal Tarian Daerah 34 Provinsi di Indonesia, karya Inoer H. dan Ipunk
Kristianto, dalam budaya Minang, tari ini juga memiliki fungsi spiritual untuk
persembahan kepada Dewi Padi atas penghormatan dari hasil panen.
3.
Tari Tor-tor (Sumatera Utara)
Tari Tor-tor dikenal
sebagai tari tradisional suku Batak di Sumatera Utara. Tarian daerah ini sering
digunakan untuk ritual penghormatan para dewa dan leluhur di sana. Biasanya
dalam pertunjukannya Tari Tor-tor akan diiringi oleh musik dari gondang
(gendang) dalam upacara-upacara adat.
4.
Tari Kelindan Sumbay (Sumatera Selatan)
Tari Kelindan Sumbay
berasal dari Sumatera Selatan, yang dimainkan oleh sekelompok dengan gerakan
tangan yang mengikuti irama musik. Dikutip dari laman Budaya Indonesia, alat
musik yang digunakan untuk mengiringi tarian ini ada kendang, rebab, serta
bonang.
5.
Tari Sigeh Penguten (Lampung)
Tari Sigeh Pengunten
merupakan tari daerah asal Lampung, yang berfungsi sebagai tari pembuka dalam
acara adat di sana. Tarian ini menjadi bentuk ucapan selamat datang dan terima
kasih dari tuan rumah kepada tamu yang telah hadir.
Tariannya ditarikan
oleh sekelompok orang berjumlah ganjil, di mana salah satu penari akan berada
ada di tengah dengan memegang tepak. Tepak merupakan kotak keemasan yang di
dalamnya berisi daun sirih. Nantinya, daun sirih itu akan diberikan ke salah
seorang tamu yang dianggap penting.
6.
Tari Joget Lambak (Riau)
Tari Joget Lambak
menjadi tarian daerah asal Riau yang dilakukan secara berpasangan oleh
penarinya. Tarian ini menjadi tari pergaulan yang digemari oleh para anak muda
di sana. Penarinya akan menari sesuai dengan irama musik.
7.
Tari Zapin (Kepulauan Riau)
Tari Zapin merupakan
tarian daerah asal Kepulauan Riau yang bersifat menghibur serta edukatif. Tari
Zapin ini juga termasuk tarian rumpun Melayu yang mendapat pengaruh budaya
Arab.
Tarian ini sering
menjadi media dalam dakwah islam melalui syair lagu-lagu Zapin sebagai pengiring
tarian. Musik pengiringnya terdiri dari tiga buah marwas sebuah gendang kecil
dan dua alat musik petik gambus.
8.
Tari Sekapur Sirih (Jambi)
Tari Sekapur Sirih
berasal dari provinsi Jambi. Tari ini difungsikan sebagai tarian persembahan
untuk menyambut tamu agung atau tamu terhormat. Selain itu, tari ini juga
sebagai persembahan ucapan selamat datang untuk tamu kehormatan tersebut.
Sekilas, jika dilihat dari pengertiannya makna tari ini mirip dengan Tari Sigeh
Penguten asal Lampung.
9.
Tari Andun (Kepulauan Bangka Belitung)
Bengkulu memiliki tarian daerah bernama Tari Andun. Biasanya, tarian ini akan dilakukan oleh para gadis dan bujang secara berpasangan di malam hari. Tari Andun menjadi salah satu tarian rakyat yang dipersembahkan saat pesta perkawinan. Zaman dulu, tari ini sering digunakan sebagai sarana untuk mencari jodoh setelah panen padi.
10.
Tarian Bidadari Teminang Anak (Bengkulu)
Tarian Bidadari
Teminang Anak merupakan tari daerah asal Bengkulu, tepatnya dari Rejang Lebong.
Sesuai dengan namanya, tarian ini menggambarkan bidadari yang meminang anak.
11.
Tari Cokek (Banten)
Tari Cokek berasal
dari Banten, yang namanya diambil dari salah satu tuan tanah Tionghoa bernama
Tan Sio Kek. Tari ini memiliki daya tarik dari gerakan tubuh para penarinya
yang akan bergerak secara perlahan-lahan. Pertama, penari akan membuat formasi
memanjang, dengan saling bersebelahan. Lalu, kaki mereka akan digerakan
melangkah maju mundur, dengan tangan yang direntangkan setinggi bahu.
12.
Tari Ronggeng (DKI Jakarta)
Tari Ronggeng menjadi
tarian daerah populer asal DKI Jakarta. Tari ini biasanya dilakukan untuk
menyambut para tamu yang dihormati. Secara umum, tarian ini dilakukan oleh
penari wanita dengan gerakan tari yang relatif cepat dan dinamis.
13.
Tari Jaipong (Jawa Barat)
Tari Jaipong berasal
dari Jawa Barat. Tari Jaipong dilakukan untuk menyambut tamu yang dihormati.
Biasanya, penarinya berjumlah 4-6, tapi ada juga yang lebih. Ciri khas tari
Jaipong adalah musiknya menghentak, di mana alat musik kendang akan terdengar
paling menonjol. Tari Jaipong ini sering dipentaskan pada acara pesta
pernikahan, hiburan maupun acara selamatan.
14.
Tari Gambyong (Jawa Tengah)
Tari Gambyong menjadi
salah satu tari daerah asal Jawa Tengah. Tari daerah ini ditampilkan untuk
menyambut kedatangan tamu, sekaligus menjadi tarian pergaulan di masyarakat. Tari
gambyong ini dikenal dari penari jalanan bernama si Gambyong, yang hidup di
zaman Sinuhun Paku Buwono IV di Surakarta (1788-1820). Ciri khas tarian ini
akan dibuka dengan gendhing Pangkur terlebih dahulu, sebelum dimulai
pertunjukan.
15.
Tari Jaran Kepang (Jawa Timur)
Tari Jaran Kepang
merupakan tari daerah asal Jawa Tengah. Tari ini akan seolah-olah menirukan
seorang prajurit yang sedang menunggang kuda.
16.
Tari Serimpi (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Tari Serimpi adalah
tari yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini merupakan tarian sakral karena
hanya dipentaskan di lingkungan keraton. Mengutip buku Keanekaragaman Seni
Nusantara oleh Resi Septiana Dewi, S.Pd, tari Serimpi sering dijadikan tarian
untuk peringatan naik tahta sultan dan ritual kenegaraan.
17.
Tari Rejang (Bali)
Tari Rejang merupakan
tarian daerah asal Bali, yang dilakukan bersama-sama di sebuah pura saat
upacara keagamaan. Penari dalam tarian ini seluruhnya perempuan. Gerakan Tari
Rejang mengandalkan lemah gemulai dari penarinya. Tari ini biasanya akan
diiringi dengan suara gamelan gong kebyar.
18.
Tari Batunganga (Nusa Tenggara Barat)
Tari Batunganga
berasal dari NTB. Dikutip dari buku berjudul Serba Tahu Ragam Budaya Nusantara
karya Dee Novit & Weki, tarian ini menceritakan tentang rasa cinta rakyat
terhadap seorang putri raja yang masuk ke dalam sebuah batu. Kemudian, para
rakyatnya itu memohon agar sang putri bisa keluar dalam batu tersebut.
19.
Tari Gareng Lameng (Nusa Tenggara Timur)
Salah satu tari
daerah asal NTB yaitu Tari Gareng Lameng. Tari ini akan dipertunjukan saat
upacara khitanan. Di mana, arti dari tari ini yaitu pemberian ucapan selamat
dan berkat kepada Tuhan. Tujuannya, agar seseorang yang dikhitan itu bisa sehat
dan sukses dalam hidup.
20.
Tari Gantar (Kalimantan Barat)
Tari Gantar merupakan
tari tradisional asal Kalimantan Barat. Tarian ini digunakan untuk menyambut
tamu dan beberapa acara adat lainnya. Tari Gantar gerakannya mirip seperti saat
seseorang sedang menanam padi. Penari akan menggunakan tongkat kayu sebagai
penumbuk.
21.
Tari Tandik Balian (Kalimantan Selatan)
Tari Tandik Balian
menjadi salah satu tarian tradisional Kalimantan Selatan, dari suku Dayak
Warukin. Tari tradisi Balian menjadi sebuah atraksi kesenian di sana.
22.
Tari Giring-giring (Kalimantan Tengah)
Salah satu tarian
daerah asal Kalimantan Tengah yaitu tari Giring-giring. Tari Giring-giring
telah dipopulerkan oleh suku Dayak Maanyan, yang ditampilkan saat dalam
acara-acara gembira.
23.Tari
Kancet Papatai (Kalimantan Timur)
Tari Kancet Papatai
merupakan tarian daerah asal Kalimantan Timur. Tari ini dijadikan kesenian
tradisional, berkonsep tari-tarian perang. Tarian Kancet papatai menceritakan
kisah seorang pahlawan Dayak Kenyah, yang melawan musuh dengan memakai alat
perang tradisional. Tarian ini menggambarkan sebuah sifat keberanian pria atau
ajai suku Dayak Kenyah saat berperang.
24.
Tari Mence (Kalimantan Utara)
Tari Mance atau
Bemance berasal dari Kalimantan Utara. Tari Mence disebut juga tari silat,
namun gerakannya lebih luwes. Tarian ini sering ditampilkan untuk sebuah
hiburan.
25.
Tari Bamba Manurung (Sulawesi Barat)
Tari Bamba Manurung
yaitu tarian asal Sulawesi Barat (Sulbar). Tarian adat ini ditampilkan saat
sedang melakukan acara pesta di Mamuju. Para penari memakai pakaian adat Baju
Badu khas Sulbar, dengan aksesoris bunga beru-beru (bunga melati) yang di
bagian kepala.
26.
Tari Dinggu (Sulawesi Tenggara)
Salah satu tarian
daerah asal Sulawesi Tenggara adalah Tari Dinggu. Tari ini mengandung arti
sifat kegotongroyongan saat masyarakat sedang menumbuk padi. Sentuhan alu pada
lesung (alat tradisional untuk pengolahan padi), menjadi irama tersendiri yang
bisa menyentuh hati.
27.
Tari Pakarena (Sulawesi Selatan)
Tari Pakarena adalah
tari daerah asal Makassar, Sulawesi Selatan. Tarian ini sering ditampilkan saat
acara pernikahan, ritual pengobatan hingga sunatan. Tarian Pakarena ditarikan
dengan lemah gemulai dari para penari wanita muda.
28.
Tari Pontanu (Sulawesi Tengah)
Tari Pontanu menjadi
salah satu tarian asal Sulawesi Tengah, tepatnya di daerah Donggala. Tarian
sering dipentaskan dalam acara penyambutan tamu penting, promosi wisata hingga
festival budaya. Tari Pontanu menggambarkan wanita yang seolah-olah sedang
menenun. Para wanita itu digambarkan sedang menenun Sarung Donggala, sebagai sarung
khas dari daerah Donggala.
29.
Tari Maengket (Sulawesi Utara)
Tari Maengket adalah
tari daerah asal Sulawesi Utara. Tarian ini merupakan tari pergaulan, di mana
penari akan menai secara berpasang-pasangan. Tari Maengket menceritakan tentang
suasana kasih, pasangan yang sedang menjalin cinta.
30.
Tari Saronde (Gorontalo)
Tari Saronde termasuk
tari adat asal Gorontalo. Tari ini menjadi tarian pergaulan atau keakraban
dalam acara resmi. Tari Saronde diangkat dari acara malam pertunangan saat
upacara adat perkawinan daerah Gorontalo.
31.
Tari Cakalele (Maluku)
Tari Cakalele
merupakan tarian adat Maluku. Tarian Cakalele Maluku ditarikan oleh sekitar 30
penari. Para penari laki-laki akan mengenakan pakaian perang dan penari
perempuan memakai pakaian warna putih, sambil kedua tangannya menggenggam sapu
tangan (lenso).
32.
Tari Bambu Gila (Maluku Utara)
Tarian Bambu Gila
berasal dari Ternate, Maluku Utara. Tari ini lahir di daerah hutan bambu di
kaki gunung Gamalama. Batang bambu yang dipilih untuk tarian ini berukuran
sekitar 10-15 meter. Sebelum tarian bambu gila dimulai, akan ada seorang pawang
yang membakar kemenyan sambil membacakan doa. Setelah itu bambu akan
terguncang, yang semakin lama semakin kencang. Itu lah alasan mengapa tarian
ini disebut Tarian Bambu Gila. Awalnya tarian bambu gila digunakan untuk
memindahkan kapal kayu, yang telah selesai dikerjakan di atas gunung ke pantai.
Seiring berjalannya waktu, tarian ini difungsikan sebagai hiburan saat ada
pesta rakyat.
33.
Tari Sajojo (Papua)
Tari Sajojo merupakan
tari tradisional asal Papua. Tari Sajojo punya ciri khas, yaitu hentakan kaki
dan goyangan tubuh para penarinya. Tari ini akan sangat menarik jika ditampilkan
secara beramai-ramai.
34.
Tari Suanggi (Papua Barat)
Tari Suanggi berasal
dari Papua Barat. Tarian Suanggi merupakan bentuk ekspresi masyarakat Papua
Barat, yang masih percaya dengan hal gaib. Tari Suanggi punya keunikan dan
makna yang mendalam.
4)
Keragaman Upacara Adat di Indonesia, Berikut Daftar Nama
1. Peusijuk (Nanggroe
Aceh Darussalam)
Peusijuk adalah salah
satu tradisi leluhur masyarakat Aceh sebagai wujud rasa syukur atas anugerah
yang telah diberikan oleh Allah SWT. Upacara adat ini biasa dilakukan ketika
acara pernikahan, kelahiran, naik haji, menempati rumah baru, dan lain-lain.
2. Tradisi Mangokkal
Holi dari Sumatera Utara
Tradisi Mangokkal
Holi adalah ritual mengambil tulang belulang leluhur warga dari dalam
pemakaman. Selanjutnya, tulang belulang tersebut akan ditempatkan di dalam peti
dan disimpan dalam sebuah bangunan tugu khusus.
3. Perayaan Tabuik (Sumatera
Barat)
Perayaan Tabuik
adalah tradisi masyarakat Pariaman, Sumatera Barat untuk memperingati
meninggalnya cucu Nabi Muhammad yang bernama Hasan dan Husein.
4. Balimau Kasai dari
Riau
Balimau Kasai adalah
upacara adat tradisional masyarakat Kampar di Provinsi Riau. Tradisi ini
dilakukan untuk menyambut bulan suci Ramadan. Balimau memiliki makna mandi
dengan menggunakan air yang dicampur jeruk limau.
5. Tepuk Tepung Tawar
(Kepulauan Riau)
Tepuk Tepung Tawar
adalah prosesi adat yang bertujuan untuk memberikan berkah demi mencapai
keselamatan dan kesejahteraan, menghapus sial dan duka nestapa orang menjalani
Tepuk Tepung Tawar.
6. Perang Ketupat (Kepulauan
Bangka Belitung)
Perang Ketupat adalah
acara adat yang dilaksanakan di pulau Bangka. Upacara ini diselenggarakan
setiap 1 Muharam / Tahun Baru Islam di Pantai Tempilang, Kabupaten Bangka
Barat.
7. Upacara Besale (Jambi)
Upacara Besale adalah
kegiatan pengobatan tradisional untuk membersihkan atau mengusir roh jahat yang
dianggap menjadi sumber penyakit warga suku Anak Dalam.
8. Sedekah Rame (Sumatera
Selatan)
Sedekah Rame adalah
salah satu upacara tradisional yang dilakukan oleh suku Lahat. Upacara adat ini
digelar oleh para petani berkaitan dengan kegiatan pertanian, seperti
penyiangan sawah, pembibitan, penanaman hingga masa panen.
9. Upacara Adat Bakar
Gunung Api (Bengkulu)
Upacara Adat Bakar
Gunung Api merupakan tradisi menyusun batok kelapa hingga membentuk gunungan
kemudian membakarnya. Tradisi ini dilakukan oleh Suku Serawak sebagai wujud
rasa syukur kepada Tuhan sekaligus mendoakan arwah keluarga agar tentram di
akhirat.
10. Upacara Ngebabali
Lampung
Upacara Ngebabali
dilakukan ketika warga hendak membuka huma atau perladangan baru, membersihkan
lahan sebelum penanaman, sebelum mendirikan rumah baru serta membersihkan
tempat angker yang dianggap memiliki aura gaib.
11. Upacara Mapas (DKI
Jakarta)
Upacara Mapas
dilakukan oleh masyarakat Betawi apabila ada seorang ibu yang baru melahirkan.
Pada upacara ini, ibu yang baru melahirkan diharuskan memakan “sayur papasan”
yang berisi berbagai macam sayur mayur. Tujuannya adalah agar ibu dan bayi yang
baru dilahirkannya selalu sehat.
12. Sisingaan (Jawa
Barat)
Sisingaan adalah
tradisi mengarak anak sehari sebelum dikhitan dengan menggunakan tandu
berbentuk singa. Upacara adat ini banyak dilakukan oleh masyarakat Subang.
13. Seren Raun (Banten)
Seren Raun adalah
upacara tradisional sebagai wujud syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
hasil pertanian selama satu tahun. Selain itu, pelaksanaan tradisi ini juga
menjadi harapan bagi warga agar hasil pertanian meningkat pada tahun
berikutnya.
14. Upacara Ruwatan (Jawa
Tengah)
Upacara Ruwatan
adalah tradisi Jawa yang dilakukan dengan cara meruwat atau menyucikan
seseorang dari segala kesialan, nasib buruk, serta memberikan keselamatan dalam
menjalani hidup. Upacara adat ini menjadi salah satu tradisi masyarakat Dieng.
15. Upacara Sekaten (Yogyakarta)
Upacara Sekaten
adalah upacara adat yang dilakukan warga Yogyakarta untuk memperingati hari
kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 5 bulan Jawa – Mulud (Rabiul
Awal – Tahun Hijriah) di alun-alun utara Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini
memiliki sejarah unik, karena menjadi cara Sultan Hamengkubuwono I, Pendiri
Keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat agar memeluk agama Islam.
16. Upacara Kasada (Jawa
Timur)
Upacara Kasada merupakan perayaan adat Suku Tengger di Jawa Timur yang digelar setiap hari ke-14 pada bulan Kasada berdasarkan penanggalan Jawa. Suku Tengger melakukan kegiatan melempar aneka sesajen seperti sayuran, buah-buahan, hasil ternak bahkan uang ke kawah Gunung Bromo
17. Ngaben (Bali)
Ngaben adalah upacara
adat dengan melakukan kremasi atau pembakaran jenazah di Bali. Tradisi Ngaben
merupakan ritual yang dilakukan untuk mengirim jenazah menuju kehidupan
mendatang.
18. Upacara U’a Pua (Nusa
Tenggara Barat)
Upacara U’a Pua
merupakan tradisi yang berkaitan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Upacara adat ini diadakan selama tujuh hari berturut-turut dengan menampilkan
atraksi-atraksi yang dibawakan oleh masyarakat Mbojo dari Bima. Kegiatan ini
diawali dengan pawai dari istana Bima yang diikuti oleh seluruh masyarakat
istana, penari, dan kelompok kesenian.
19.
Pesta Adat Reba (Nusa Tenggara Timur)
Pesta Adat Reba
merupakan tradisi kebudayaan masyarakat Nusa Tenggara Timur. Upacara adat ini
diselenggarakan untuk menyambut pergantian tahun. Salah satu ciri khas dari
festival budaya ini adalah memakan ubi bersama-sama dengan iringan musik dan
tarian adat Besa Uwi dari suku Bena.
20.
Naik Dango (Kalimantan Barat)
Naik Dango adalah
kegiatan tahunan yang diadakan masyarakat Dayak di Kalimantan Barat secara
rutin. Tradisi adat ini menjadi ungkapan rasa syukur kepada Nek Jubata (sang
pencipta) atas panen padi yang diperoleh. Selain itu, upacara adat ini juga
dimaksudkan untuk memohon kepada Nek Jubata agar hasil panen tahun depan
meningkat, serta memohon masyarakat terhindar dari bencana dan malapetaka.
21.
Uluh Matei (Kalimantan Tengah)
Uluh Matei adalah
upacara sakral untuk mengantarkan jiwa atau roh manusia yang telah meninggal
menuju Lewu Tatau Dia Rumpang Tulang, Rundung Raja Dia Kamalesu Uhate, Lewu
Tatau Habaras Bulau, Habusung Hintan, Hakarangan Lamiang atau Lewu Liau yang
berada di langit ke tujuh.
22. Aruh Baharin (Kalimantan
Selatan)
Aruh Baharin
merupakan upacara adat yang dilaksanakan setelah musim panen padi selesai.
Upacara tradisional ini digelar oleh masyarakat Suku Dayak Dusun Halong yang
berada di Desa Kapul, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
23. Upacara Dahau (Kalimantan
Timur)
Upacara Dahau adalah
prosesi pemberian nama anak dari keturunan bangsawan atau orang terpandang yang
memiliki kemampuan mengadakan upacara ini. Upacara Dahau berlangsung selama 1
bulan dan berisi kegiatan ritual-ritual adat.
24. Nyadar (Kalimantan
Utara)
Nyadar adalah adat
tradisi masyarakat petani garam Desa Pinggir Papas. Nyadar dilakukan di sekitar
geografis makam leluhur yang disebut asta atau oleh masyarakat sekitar lebih
dikenal dengan nama Bujuk Gubang.
25. Upacara Mekikuwa (Sulawesi
Utara)
Upacara Mekikuwa
adalah upacara adat yang digelar oleh suku Minahasa di Manado. Mekiwuka adalah
ritual ungkapan rasa syukur atas pemeliharaan Tuhan pada tahun yang lalu dan
wujud permohonan kepada Tuhan agar memperoleh rezeki pada tahun mendatang.
26. Upacara Momondho (Gorontalo)
Upacara Momondho
memiliki makna pengesahan kedua mempelai siap untuk menikah. Biasanya upacara
Momondho digelar 40 hari sebelum hari pernikahan. Tradisi dalam upacara ini
calon pengantin akan diberikan petuah-petuah sebagai bekal berumah tangga.
27. Ritual Mora’akeke
(Sulawesi Tengah)
Ritual Mora’akeke
adalah tradisi adat Sulawesi Tengah yang bertujuan untuk memohon kepada Tuhan
agar mengurangi sinar matahari yang menyebabkan kemarau panjang, sekaligus
menambah deras aliran air Sungai Vuno yang telah mengering.
28. Upacara Adat
Posuo (Sulawesi Tenggara)
Upacara Adat Posuo
merupakan upacara tradisional yang dilakukan oleh masyarakat Buton, Sulawesi
Tenggara. Upacara ini dilakukan apabila seorang perempuan telah berubah
statusnya dari labuabua atau gadis remaja menuju kalambe atau gadis dewasa
dalam Bahasa Buton. Tradisi Posuo digelar untuk menguji kesucian seorang
wanita.
29. Mappalili (Sulawesi
Selatan)
Mappalili merupakan
kegiatan upacara untuk mengawali musim tanam padi di sawah. Ritual ini
dilakukan oleh pendeta-pendeta Bugis Kuno yang dikenal dengan julukan bissu.
Komunitas bissu yang melakukan tradisi adat ini antara lain di daerah Pangkep,
Bone, Soppeng, dan Wajo.
30. Tradisi Sayyang
Pattu’du (Sulawesi Barat)
Tradisi Sayyang
Pattu’du atau “kuda menari” merupakan kegiatan syukuran untuk anak-anak yang
berhasil khatam Alquran sebanyak 30 juz. Syukuran dilakukan dalam bentuk arakan
atau karnaval keliling kampung dengan menaik kuda yang diiringi tarian adat dan
lantunan musik tradisional setempat.
31. Pukul Sapu (Maluku)
Pukul Sapu adalah
tradisi adat yang dilakukan masyarakat Desa Mamala, Ambon. Tradisi ini digelar
setiap 7 Syawal atau sepekan setelah hari raya Idul Fitri oleh para lelaki
dengan bertelanjang dada dan menggunakan celana pendek serta ikat kepala.
32. Tradisi Abdau (Maluku
Utara)
Tradisi Abdau adalah
tradisi rakyat Negeri Tulehu untuk menyambut Idul Adha. Dalam upacara adat ini,
masyarakat mengantarkan hewan kurban untuk dibagikan kepada yang membutuhkan.
Kegiatan tahunan ini diharapkan dapat mempererat hubungan antarwarga Maluku
yang pernah renggang akibat konflik.
33. Pesta Bakar Batu (Papua)
Pesta Bakar Batu
adalah upacara adat Papua yang terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan,
bakar babi, dan makan bersama-sama.
34. Tanam Sasi (Papua
Barat)
Dalam tradisi Di suku
Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi. Upacara ini adalah
bagian dari rangkaian upacara adat kematian. Sasi (sejenis kayu) ditanam 40
hari setelah kematian seseorang dan kemudian dicabut kembali setelah 1.000
hari.
Demikian
uraian pembelajaran tentang Bagaimana Proses
Geografis Memengaruhi Keragaman Alam Indonesia? dan Bagaimana Proses Geografis Memengaruhi Keragaman Sosial Budaya.
Semoga ada manfaatnya.
Terima kasih telah berbagi informasi yang bermanfaat. Jazakallahu khairan, Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan atas Anda dan bagi kita semua.
ReplyDelete