Apa itu Perubahan Sosial? Bagaimana Bentuk dan Contoh Perubahan sosial? Apa Penyebab Perubahan Sosial? Bagaimana Dampak Perubahan Sosial? Pengertian perubahan sosial adalah suatu proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial. Unsur-unsur yang mengalami perubahan dalam masyarakat, biasanya mengenai nilai-nilai sosial, pola perilaku, organisasi, stratifikasi sosial, kebiasaan, dan lain sebagainya.
Berikut
beberapa definisi atau pengertian perubahan
sosial yang dikemukakan oleh para ahli.
a.
Mac Iver (1961)
Perubahan sosial merupakan
perubahan yang terjadi dalam hubungan sosial atau sebagai perubahan terhadap
keseimbangan (equilibrium).
b.
Kingsley Davis (1960)
Perubahan sosial adalah
proses perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Misalnya, adanya
perubahan dalam hubungan antyara buruh dengan majikan.
c.
Gillin dan Gillin (1957)
Perubahan sosial dianggap
sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan
kondisi geografis, komposisi penduduk, kebudayaan materiil, ideologi, maupun
karena adanya difusi atau penemuan baru dalam masyarakat.
d.
Samuel Koening
Perubahan sebagai modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia.
e.
Selo Soemardjan (1928)
Perubahan sosial sebagai
perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
f.
Hawley
Perubahan sosial merupaklan
setiap perubahan yang tidak terulang dari sistem sosial sebagai suatu kesatuan.
g.
Munandar
Perubahan sosial sebagai
perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi dari bentuk-bentuk masyarakat.
h.
Moore (1998)
Perubahan sosial sebagai
perubahan penting dari struktur sosial, yaitu pola-pola perilaku dan interaksi
sosial yang terjadi dalam masyarakat.
i.
Macionis
Perubahan sosial merupakan
transformasi dari organisasi masyarakat dalam pola piker dan perilaku dalam
waktu tertentu.
j.
Ritzer
Perubahan sosial mengacu
pada variasi hubungan antarindividu, kelompok, organisasi, kultur, dan
masyarakat pada waktu tertentu.
k.
Lauer
Perubahan sosial
dimaknai sebagai perubahan fenomena sosial di berbagai tingkat kehidupan
manusia, mulai dari tingkat individu sampai tingkat dunia.
l.
Harper (1989)
Perubahan sosial diartikan
sebagai perubahan yang signifikan mengenai struktur sosial dalam kurun waktu tertentu.
Menurut Harper, perubahan tersebut mengandung beberapa perubahan struktur
sosial sebagai berikut.
1)
Perubahan dalam personal yang berhubungan dengan perubahan-perubahan peran dan indovidu-individu
baru dalam sejarah kehidupan manusia. Misalnya, perempuan hanya menjadi ibu rumah
tangga, tetapi sekarang banyak dijumpai perempuan yang juga bekerja di luar. Hal
ini terjadi perubahan peran dan fungsi perempuan dalam masyarakat.
2)
Perubahan dalam cara berhubungan antarbagian struktur sosial. Misalnya, pada
masa lalu dalam kantor pemerintah menggunakan tenaga manusia, tetapi saat ini
sudah dikenal layanan yang lebih modern dengan sistem online.
3)
Perubahan dalam fungsi-fungsi struktur yang berkaitan dengan apa yang dilakukan
masyarakat dan bagaimana melakukannya. Misalnya, pada zaman dulu keluarga menjadi
sarana pendidikan tingkah laku atau sikap dan ilmu pengetahuan lainnya bagi anak.
Namun, saat ini sudah dikenal sekolah sebagai media memperoleh Pendidikan.
Bagaimana ciri Perubahan Sosial ? Perubahan sosial yang terjadi di masyarakat dapat mencakup berbagai aspek kehidupan, seperti Pendidikan, ekonomi, hukum, sosial, teknologi, dan sebagainya. Terjadinya perubahan sosial dapat diketahui melalui ciri-ciri berikut ini.
1.
Tidak ada masyarakat yang stagnan, karena setiap manusia mengalami perubahan-perubahan,
baik terjadi secara lambat maupun cepat.
2.
Perubahan yang terjadi di masyarakat tidak dapat diisolasikan di bidang
kebendaan atau spiritual saja.
3.
Perubahan sosial yang cepat biasanya mengakibatkan terjadinya disorganisasi
yang sifatnya sementara dalam proses penyesuaian diri.
4.
Perubahan yang terjadi pada Lembaga sosial akan diikuti dengan perubahan pada lembaga
lainnya.
Teori Perubahan
Sosial
a.
Teori Evolusi
Teori evolusi mungkin
sering kita dengar dalam ilmu Biologi dan secara garis besar, kalian juga pasti
mengetahui inti dari teori ini. Penjelasan Teori Evolusi dalam ilmu sosial juga
tidak jauh berbeda. Teori evolusi menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi
secara lambat untuk waktu yang lama di dalam sistem masyarakat. Menurut teori ini,
perubahan sosial terjadi karena perubahan pada cara pengorganisasian
masyarakat, sistem kerja, pola pemikiran, dan perkembangan sosial. Perubahan
sosial dalam teori evolusi jarang menimbulkan konflik karena perubahannya
berlangsung lambat dan cenderung tidak disadari.
Menurut Soerjono
Soekanto terdapat tiga teori utama dalam evolusi:
1)
Teori Evolusi Uniliniear.
Teori ini menyatakan
bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan yang sesuai dengan
tahap-tahap tertentu. Perubahan ini membuat masyarakat berkembang dari yang
sederhana menjadi tahapan yang lebih kompleks.
2)
Teori Evolusi Universal
Teori ini menyatakan
bahwa perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahapan tertentu yang tetap
karena menurut teori ini kebudayaan manusia telah mengikuti suatu garis evolusi
tertentu.
3)
Teori Evolusi Multiliniear
Teori ini menyatakan
bahwa perubahan sosial dapat terjadi dalam beberapa cara, tetapi cara tersebut
akan mengarah ke arah yang sama, yaitu membentuk masyrakat yang lebih baik.
b.
Teori Siklus
Teori siklus menyatakan
bahwa perubahan sosial ini bagaikan roda yang sedang berputar, artinya
perubahan zamam merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh manusia dan
tidak dapat dikendalikan oleh siapapun. Bagaimanapun seseorang berusahan untuk
mencegah terjadinya perubahan sosial mereka tidak akan mampu, karena perubahan
sosial sudah seperti sifat alami yang dimiliki setiap lingkungan masyarakat.
Bagaimana
Bentuk dan Contoh Perubahan sosial?
Bentuk perubahan sosial dapat ditinjau berdasarkan waktu, berdasarkan cakupan,
berdasarkan perencanaan, dan berdasarkan arah perkembangan.
1.
Perubahan Sosial Berdasarkan Waktu
Bentuk perubahan sosial
berdasarkan waktu terbagi 2 yakni Perubahan Lambat (Evolusi) dan Perubahan
Cepat (Revolusi).
a. Perubahan Lambat
(Evolusi)
Kita pernah mendengar
istilah evolusi yang dikemukakan oleh Darwin. Menurut Bohannan, evolusi merupakan
perubahan yang lama dengan rentetan perubahan yang saling mengikuti dengan lambat
(Basrowi,2014). Dalam evolusi, perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa direncana,
karena adanya usaha-usaha dari masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan dan kondisi yang baru.
Evolusi terdiri dari rentetan
perubahan kecil, sehingga kita seringkali tidak merasakannya. Contohnya dari masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern. Inkeles dalam Basrowi (2014), menggolongkan
teori evolusi menjadi tiga benyuk. Bentuk tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Unilinear Theory of Evolution
Teori
ini menjelaskan bahwa manusia dan masyarakat mengalami perkembangan sesuai tahapan-tahapan
tertentu. Tahapan tersebut berawal dari yang paling sederhana, kompleks, dan sempurna.
Tokoh-tokoh yang menjadi pelopor dari teori ini ialah August Comte dan Herbert
Spencer. Salah satu pendukung teori ini ialah Pitirim A. Sorokin yang berpendapat
bahwa masyarakat berkembang melalui tahap-tahap yang didasarkan pada suatu
kebenaran.
2)
Universal Theory of Evolution
Teori ini menyatakan bahwa
perkembangan masyarakat tidak perlu melalui tahap tertentu yang tetap. Menurut Herbert
Spencer, masyarakat merupakan hasil perkembangan dari kelompok homogen ke kelompok
heterogen, baik sifat maupun susunannya.
3)
Multilined Theories of Evolution
Teori ini memfokuskan
pada penelitian-penelitian terhadap tahap-tahap atau fenomena-fenomena perkembangan
tertentu dalam evolusi masyarakat. Sebagai contohnya, penelitian tentang pengaruh
perubahan sistem mata pencaharian dari berburu ke pertanian, terhadap sistem kekeluargaan
dalam masyarakat yang bersangkutan.
b. Perubahan Cepat
(Revolusi)
Jenis perubahan sosial
selain terjadi secara lambat juga ada yang terjadi secara cepat (revolusi). Kamu
mungkin pernah mendengar istilah revolusi? Seperti Revolusi Prancis, Revolusi Industri,
maupun revolusi lainnya. Dapatkah kamu menguraikan definisi revolusi itu? Kata revolusi
muncul pertama kali dalam teks politik di Italia pada abad ke-14 yang artinya penggulingan
pemerintahan. Dalam Ensiklopedi Nasional Indonesia (2004) revolusi diartikan sebagai
suatu perubahan yang terjadi secara cepat atau mendadak. Perubahan tersebut dianngap
revolusi karena mengubah sendi-sendi pokok dari kehidupan masyarakat seperti sistem
kekeluargaan, hubungan sosial dan lain sebagainya. Revolusi ini sering diawali
dengan ketegangan dalam masyarakat yang bersangkutan.
Secara sosiologi, agar
revolusi dapat terjadi harus memenuhi beberapa syarat, diantaranya adalah: 1) Harus
adanya keinginan untuk mengadakan suatu perubahan; 2) Adanya seorang pemimpin
yang dapat memimpin dalam masyarakat; 3) Adanya pemimpin yang dapat menampung
keinginan masyarakat agar terjadi pergerakan menuju perubahan; 4) Seorang
pemimpin harus menunjuk-kan suatu tujuan pada masyarakat. 5) Adanya momentum
untuk memulai suatu gerakan. Adapun contoh Perubahan Cepat (Revolusi) adalah Proklamasi
kemerdekaan Indonesia yang merupakan contoh suatu revolusi yang dialami oleh
bangsa Indonesia.
2.
Perubahan Sosial Berdasarkan Cakupan
Perubahan Sosial
berdasarkan cakupan juga terbadi 2 yakni Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
a. Perubahan Kecil
Perubahan kecil ialah
perubahan yang terjadi namun unsur struktur sosial yang tidak membawa pengaruh langsung
atau berarti bagi masyarakat. Contohnya: perubahan model pakaian, rambut, sepatu,
dan lain-lain yang tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat keseluruhan
sebab tidak menimbulkan perubahan pada lembaga kemasyarakatan.
b. Perubahan Besar
Perubahan besar
adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur struktur sosial yang memberi
pengaruh langsung atau berarti bagi masyarakat. Contohnya: Pengelolaan
pertanian dengan pemakaian alat pertanian dan mesin (traktor) pada masyarakat
agraris.
3.
Perubahan sosial Berdasarkan Perencanaan
Perubahan sosiali
Berdasarkan Perencanaan adalah perubahan yang direncenakan atau dikehendaki dan
perubahan yang tidak direncanakan atau tidak dikehendaki
a.
Perubahan yang Direncanakan/Dikehendaki
Perubahan yang dikehendaki
atau direncanakan merupakan perubahan yang diperkirakan (telah direncanakan) terlebih
dahulu oleh pihak-pihak yang hendak mengadakan perubahan dalam masyarakat.
Pihak-pihak yang menghendaki suatu perubahan biasanya menyebut para perencana sosial,
yakni seseorang atau sekelompok orang yang mendapat kepercayaan dari masyarakat
sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga kemasyarakatan. Dengan demikian,
dalam konteks perubahan yang dikehendaki maka pada perencana sosial inilah yang
akan memimpin masyarakat dalam merubah sistem sosialnya. Dalam melaksanakan
tugasnya, langsung terjun langsung untuk mengadakan perubahan, bahkan mungkin menyebabkan
perubahan-perubahan pula pada lembaga-lembaga kemasyarakatan lainnya. Selain itu,
suatu perubahan yang dikehendaki atau yang direncanakan, selalu berada di bawah
pengendalian serta pengawasan dari perencanaan sosial tersebut. Dalam ilmu sosiologi,
cara-cara untuk mempengaruhi masyarakat dengan sistem yang teratur dan
direncanakan terlebih dahulu sebagaimana dijelaskan di atas, dinamakan social planning
(perencanaan sosial) atau sering dinamakan pula dengan istilah social
engineering (perekayasaan sosial).
b.
Perubahan yang Tidak Direncanakan (Tidak Dikehendaki)
Sementara sebaliknya,
perubahan-perubahan sosial budaya yang tidak dikehendaki atau yang tidak direncanakan,
merupakan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa dikehendaki serta berlangsung di
luar jangkauan pengawasan masyarakat, serta dapat menyebabkan timbulnya akibat-akibat
sosial yang tidak diharapkan oleh masyarakat. Sedangkan apabila
perubahan-perubahan yang tidak dikehendaki tersebut berlangsung bersamaan dengan
suatu perubahan yang dikehendaki, maka perubahan tersebut mungkin mempunyai pengaruh
yang demikian besarnya terhadap perubahan-perubahan yang dikehendaki, sehingga
keadaan tersebut tidak mungkin dirubah tanpa mendapat halangan-halangan dari
masyarakat itu sendiri. Atau dengan perkataan lain, perubahan yang dikehendaki
diterima oleh masyarakat dengan cara mengadakan perubahan-perubahan pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan yang telah ada, atau dengan cara membentuk yang baru.
Seringkali pula terjadi bahwa perubahan yang dikehendaki bekerjasama (saling menerima)
dengan perubahan yang tidak dikehendaki dan kedua proses tersebut akhirnya
saling pengaruh-memengaruhi.
4.
Perubahan Sosial Berdasarkan Arah Perkembangan
Perubahan sosial
berdasarkan arah perkembangannya juga terbagi 2 (dua) yakni perubahan progress dan
perubahan regress. Perubahan progress adalah perubahan yang menuju ke arah
kemajuan. Sedangka perubahan regress adalah perubahan yang menuju ke arah
kemunduran. Contoh perubahan progress adalah berubahnya pola pikir dan
kesadaran masyarakat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Sedangkan perubahan
regress adalah berubahnya kesadaran dan sikap dan perilaku masyarakat terhadap
alam yang bisanya melestarikannya namun banyak masyarakat lebih banyak yang
tidak mempedulikan kelestarian alam dan melakukan banyak pencemaran lingkungan.
Apa Penyebab
Perubahan Sosial?
Apa Penyebab Perubahan Sosial? Masyarakat merupakan kelompok individu yang dinamis.
Banyak faktor yang dapat mendorong terjadinya perubahan pada masyarakat, baik itu
ideologi, kebijakan pemerintah, maupun gerakan massa. Perubahan yang berdampak
pada interaksi sosial, norma (aturan), dan unsur kebudayaan yang dikenal dengan
perubahan sosial budaya. Pada umumnya, perubahan sosial tersebut dipengaruhi
oleh beberapa faktor, di antaranya faktor penyebab, faktor pendorong, serta
faktor penghambat.
1.
Faktor Penyebab Perubahan Sosial
Pada dasarnya, perubahan
sosial terjadi karena anggota masyarakatnya pada waktu tertentu merasa tidak puas
dengan kehidupan yang lama. Oleh karena itu, mereka melakukan perubahan untuk
memperbaiki kehidupannya. Perubahan dalam masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor,
baik yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri maupun dari luar
masyarakat.
a.
Perubahan yang Terjadi dari Dalam Masyarakat (Internal)
Faktor penyebab
perubahan sosial yang terjadi dari dalam masyarakat adalah sebagai berikut.
1)
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan
Berkembangnya pengetahuan
menjadikan manusia semakin memiliki pengetahuan yang luas dan menghasilkan teknologi
canggih. Selain itu, adanya pengetahuan mendorong manusia untuk mencari penemuan
baru yang dapat membantu aktivitas manusia dalam mencukupi kebutuhan
sehari-hari.
2)
Jumlah Penduduk
Selain ilmu pengetahuan,
jumlah penduduk yang setiap tahun selalu meningkat juga menjadi faktor penyebab
terjadinya perubahan sosial. Pulau Jawa yang memiliki tingkat kepadatan
penduduk tertinggi dapat menimbulkan masalah di masyarakat. Hal ini yang kemudian
memicu terjadinya urbanisasi. Adanya perubahan jumlah penduduk menjadi salah satu
factor penyebab perubahan sosial.
Dengan bertambahnya jumlah
penduduk di suatu daerah, maka dapat mengakibatkan perubahan dalam struktur masyarakat,
terutama mengenai Lembaga kemasyarakatan.
3)
Pertentangan dan Pemberontakan
Dalam masyarakat pasti
pernah terjadi konflik, baik secara individu maupun kelompok. Konflik sosial dapat
terjadi karena adanya perbedaan kepentingan atau adanya ketimpangan sosial.
Konflik yang terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung dapat menghasilkan
sebuah perubahan sosial, misalnya pergantian penguasa, adanya kesepakatan baru,
maupun akomodasi dari pihak-pihak yang berkonflik.
b.
Perubahan yang Terjadi dari Luar Masyarakat (Eksternal)
Selain faktor dari
dalam masyarakat, perubahan sosial juga dipengaruhi oleh factor dari luar
masyarakat. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1)
Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Luar
Indonesia merupakan negara
yang memiliki berbagai macam budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Adanya
interaksi yang terjalin antara satu masyarakat dengan masyarakat lain yang berbeda
dapat ditanggapi dengan berbagai macam reaksi. Bisa diterima ataupun ditolak
oleh masyarakat.
2)
Peperangan
Peristiwa peperangan yang
terjadi, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat menimbulkan perubahan
sosial. Perubahan sosial ini terjadi dalam sistem birokrasi, dimana pihak yang
menang biasanya akan memaksa pihak yang kalah untuk melakukan ideologinya.
3)
Terjadinya Bencana Alam
Kerusakan alam
biasanya oleh ulah manusia sendiri. Sebagai contoh penebangan hutan secara sembarangan
dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan lain sebagainya. Hal ini mendorong
manusia untuk pindah dan mencari tempat yang baru. Kemudian mereka membangun
pemukiman dan Lembaga-lembaga yang baru. Mereka akan berpindah tempat karena
merasa tidak aman dan tidak nyaman dari tempat sebelumnya.
2.
Faktor Pendorong Perubahan Sosial
Menurut Soekanto
(2012), faktor-faktor pendorong perubahan sosial adalah sebagai berikut:
a.
Kontak Dengan Kebudayaan Lain
Awal proses perubahan
sosial adalah adanya kontak dari seseorang atau kelompok kepada orang atau
kelompok lain. Melalui kontak sosial terjadilah proses penyampaian informasi
tentang gagasan, ide, keyakinan, dan hasil-hasil budaya yang berupa fisik.
Dua kebudayaan yang saling
bertemu akan saling memengaruhi yang akhirnya membawa perubahan. Dengan demikian,
berhubungan dengan budaya lain dapat mendorong munculnya perubahan sosial budaya.
Sebagai contohnya, unsur-unsur kebudayaan asing yang dibawah oleh para pedagang
dengan cara damai dan tanpa adanya paksaan. Selain itu, ada beberapa ulama yang
melakukan perubahan melalui penyiaran agama.
b.
Sikap Saling Menghargai Hasil Karya Orang Lain dan Adanya Keinginan untuk Maju
Sikap menghargai hasil
karya mendorong seorang individu akan memunculkan penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Wujud sikap menghargai hasil karya seseorang dapat berupa pemberian Nobel atau penghargaan.
Selain itu, adanya keinginan untuk maju dalam diri seseorang memicu munculnya
perubahan-perubahan sosial budaya. Perubahan sosial budaya terjadi karena ada
rasa tidak puas terhadap situasi dan kondisi saat itu. Keinginan untuk
mengadakan suatu kemajuan mendorong seseorang melakukan perubahan terhadap
situasi dan kondisi yang ada.
c.
Sistem Pendidikan yang Maju
Pendidikan formal adalah
pendidikan yang ditempuh melalui jenjang-jenjang pendidikan di sekolah. Pendidikan
formal mengajarkan bermacam-macam kemampuan, seperti menguasai ilmu-ilmu pengetahuan,
kerajinan tangan, hidup mandiri, olahraga, dan kesenian. Dengan mengikuti
pendidikan di sekolah, seorang individu mempelajari suatu nilai-nilai tertentu yang
dapat membuka pikirannya dalam menerima hal-hal baru. Selain itu, pendidikan
sekolah mengajarkan manusia untuk dapat berpikir secara ilmiah dan objektif.
Dengan pengetahuan itu, seorang individu dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya
mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan zaman atau tidak. Berbekal pengetahuan
itulah seseorang melakukan perubahan. Oleh karena itu, perubahan sering terjadi
di kalangan masyarakat yang berpendidikan tinggi.
d.
Toleransi
Sikap toleransi yang dimaksud
di sini ialah sikap toleransi terhadap adanya pengaruh dari luar. Adanya
pengaruh dari luar yang tidak melanggar hukum dapat menjadi cikal bakal dari
perubahan sosial. Oleh karena itu, dengan adanya sikap toleransi dapat menciptakan
hal-hal baru yang kreatif.
e.
Sistem Terbuka Lapisan Masyarakat
Adanya open stratification dalam masyarakat memungkinkan terjadinya gerak sosial vertikal. Situasi kondisi ini memberi kesempatan seseorang untuk menempati strata yang lebih tinggi. Melalui kerja keras dan melakukan perubahan-perubahan seorang individu mencapai kemajuan diri guna meningkatkan strata. Jadi, semakin terbuka sistem lapisan masyarakat semakin besar peluang untuk melakukan perubahan-perubahan yang tentunya menuju ke arah yang lebih baik.
f.
Ketidakpuasan Masyarakat Terhadap Bidang-Bidang Kehidupan Tertentu
Adanya perubahan dilatarbelakangi
oleh rasa ketidakpuasan terhadap situasi dan kondisi saat itu. Apabila perasaan
itu terjadi dalam waktu yang lama akan menimbulkan tekanan-tekanan yang disertai
dengan kekecewaan hingga pada suatu waktu memunculkan revolusi dalam tubuh masyarakat
tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi di Indonesia.
Perubahan-perubahan timbul karena adanya ketidakpuasan terhadap cara kerja
pemerintah.
g.
Adanya Orientasi ke Masa Depan
Keadaan yang selalu mengalami
kemajuan mendorong seseorang untuk melakukan perubahan dan penyesuaian terhadap
perkembangan zaman. Adanya orientasi ke masa depan akan mendorong masyarakat
untuk selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru
yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
3.
Faktor Penghambat Perubahan Sosial
Selain faktor-faktor yang
dapat mendorong suatu perubahan sosial, terdapat pula beberapa faktor yang dapat
menghambat terjadinya perubahan sosial. Beberapa faktor yang dinilai menghambat
terjadinya suatu perubahan sosial antara lain sebagai berikut.
a.
Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain
Manusia tidak pernah lepas
dari hubungan dengan manusia atau masyarakat lain dalam suatu pergaulan. Kurangnya
hubungan dengan masyarakat lain mengakibatkan suatu masyarakat menjadi terasing
dari pergaulan hidup dengan masyarakat lainnya. Akibatnya mereka tidak mengetahui
kemajuan atau perkembangan yang terjadi pada masyarakat lain. Apabila pergaulan
saja sangat terbatas, maka yang terjadi adalah keterbatasan pemikiran sehingga keinginan
untuk berubahpun juga sangat minim
b.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan yang Terlambat
Dengan adanya keterbatasan
dalam pergaulan, dapat dipastikan perkembangan ilmu pengetahuan juga akan terlambat.
Sebab dalam kemajuan ilmu pengetahuan dapat ditempuh di antaranya dengan metode
learning by doing. Tidak adanya keinginan untuk menambah wawasan di bidang ilmu
pengetahuan akan mengakibatkan pola pikir yang terbelakang dan ketinggalan
zaman, sehingga muncul sebuah pandangan negatif (stigma) adanya kelompok masyarakat
yang sulit untuk berubah.
c.
Sikap Masyarakat Tradisional yang Konservatif
Sikap konservatif atau
sulit untuk melakukan perubahan akan membawa mentalitas yang tidak baik dalam
sebuah kemajuan. Karena itu sikap tersebut harus dihindari apabila seseorang
hendak melakukan suatu perubahan.
Bagaimana Dampak
Perubahan Sosial?’
Berbagai bentuk perubahan sosial yang terjadi di masyarakat tentu akan menimbulkan
berbagai dampak. Dampak yang ditimbulkan adalah dampak positif dan dampak negatif.
Dampak perubahan sosial akan mempengaruhi tatanan kehidupan masyarakat. Apa saja
dampak positif dan negatif perubahan sosial bagi masyarakat? Untuk
mengetahuinya, pelajarilah uraian berikut.
1.
Dampak Positif Perubahan Sosial
Berikut beberapa
dampak positif perubahan sosial bagi kehidupan masyarakat adalah sebagai
berikut.
a.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan iptek dapat
mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai baru. Hal ini dapat mendorong berbagai
inovasi dan memudahkan kehidupan masyarakat menuju perubahan sosial ke arah modernisasi.
Sebagai contoh, pada zaman dahulu para petani menggunakan kerbau untuk mengolah
lahan pertanian, sedangkan saat ini sudah banyak petani yang menggunakan
traktor.
b.
Terciptanya Tenaga Kerja Profesional
Untuk mendukung persaingan
industri, maka diperlukan tenaga kerja yang trampil, cakap, ahli, dan
profesional. Dengan adanya perubahan sosial di berbagai bidang kehidupan
seperti bidang Pendidikan dapat mendorong terciptanya tenaga kerja yang
profesional.
c.
Nilai dan Norma Baru Telah Terbentuk
Dalam kehidupan masyarakat,
perubahan sosial akan terjadi secara terus-menerus. Oleh karena itu, perubahan tersebut
memerlukan nilai-nilai dan norma-norma dalam menjaga arus perubahan agar tidak menyimpang
dari aturan yang telah ada. Nilai dan Norma tersebut dibentuk tanpa menghalangi
terjadinya perubahan sosial.
d.
Terciptanya Lapangan Kerja Baru
Perubahan sosial memiliki
pengaruh terhadap industrialisasi dan perkembangan perusahaan multinasional yang
berkembangan secara global dan pembukaan industri kecil. Hal ini dapat memberikan
banyak lapangan kerja sehingga dapat menyerap tenaga kerja secara maksimal.
e.
Efektivitas dan Efisiensi Kerja Meningkat
Efektivitas dan
efisiensi kerja selalu berkaitan dengan penggunaan alat produksi yang tepat dalam
menghasilkan produk lebih cepat, lebih banyak, dan tepat sasaran. Oleh karena itu,
adanya perubahan sosial dapat mendorong terciptanya berbagai alat produksi yang
modern.
Adanya berbagai dampak
positif perubahan sosial seperti contoh di atas dapat menjadikan masyarakat lebih
maju dan sejahtera. Dampak positif dari perubahan sosial yang mengarah pada
kesejahteraan masyarakat haruslah kita dukung, karena dapat memberikan kemudahan
bagi masyarakat dalam melakukan pekerjaan atau aktivitas sehari-hari.
2.
Dampak Negatif Perubahan Sosial
Dampak negatif
perubahan sosial pada umumnya ditunjukkan dengan kerugian yang dialami oleh masyarakat.
Kerugian tersebut dapat berupa kerugian material maupun nonmaterial. Berikut
dampak negatif dalam perubahan social:
a. Terjadinya
Disintegrasi Sosial
Disintegrasi terjadi karena
adanya evolusi kesenjangan sosial, perbedaan kepentingan yang mendorong perpecahan
dalam masyarakat. Adanya perubahan sosial di masyarakat juga dapat mendorong munculnya
disintegrasi yang dapat menimbulkan perpecahan.
b. Terjadinya
Pergolakan Daerah
Perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat dapat menimbulkan pergolakan di daerah. Hal ini dapat
terjadi karena akibat dari beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:
1)
Perbedaan agama, ras, suku bangsa, dan politik.
2)
Tidak memperhatikan tatanan hidup.
3)
Mengabaikan nilai dan norma di masyarakat.
4)
Kesenjangan ekonomi.
c. Kenakalan Remaja
Adanya perubahan sosial
memberikan kesempatan budaya asing untuk masuk dan berkembang di lingkungan masyarakat.
Budaya asing tersebut memberikan pengaruh yang beragam, seperti nilai-nilai kebebasan.
Masuknya budaya asing di lingkungan masyarakat tanpa adanya penyaringan dapat menimbulkan
dampak negatif. Sebagai contohnya, mengikuti tren busana, pola hidup konsumtif,
dan sebagainya.
d. Terjadinya
Kerusakan Lingkungan
Perubahan sosial juga
dapat memberikan pengaruh terhadap lingkungan sekitar. Pengaruh tersebut dapat berakibat
pada rusaknya lingkungan alam sekitar. Saat ini banyak lahan hijau yang
dijadikan lahan pemukiman.
e. Eksistensi Adat
Istiadat Berkurang
Akibat adanya perubahan
sosial di masyarakat, nilai adat istiadat semakin ditinggalkan oleh masyarakat.
Hal ini dikarenakan nilai tersebut dianggap tidak sesuai dengan perkembangan zaman
dan digantikan dengan nilai kebudayaan modern.
f. Lembaga Sosial
Tidak Berfungsi Secara Optimal
Di masyarakat terdapat
berbagai Lembaga sosial yang membantu masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Setelah
masuknya perubahan sosial, Lembaga sosial tersebut sudah tidak berfungsi secara
optimal.
g. Munculnya Paham
Duniawi
Perubahan sosial yang
terjadi di masyarakat dapat menumbuhkan paham keduniawian. Artinya, masyarakat
lebih mementingkan urusan keduniaan. Adapun contoh pengaruh perubahan sosial
dalam hal duniawi adalah sebagai berikut:
1)
Konsumerisme, yaitu suatu paham yang menjadikan seseorang mengonsumsi atau
memakai barang-barang secara berlebihan.
2)
Sirkulasi, yaitu paham yang memisahkan urusan dunia dengan urusan agama.
3)
Hedonisme merupakan paham yang menganggap hidup bertujuan untuk mencari
kebahagiaan sebanyak mungkin dan menghindari perasaan prasangka- prasangka yang
menyakitkan.
Di
era globalisasi, masyarakat semakin mudah mendapatkan informasi dan pengaruh dari
luar. Oleh karena itu, setiap generasi harus membenteng diri dengan ilmu pengetahuan
agar tidak mudah terpengaruh oleh arus perubahan sosial yang berdampak negatif.
Dampak negatif perubahan sosial seperti contoh di atas harus diantisipasi oleh masyarakat,
sehingga tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan masyarakat.
Demikian
informasi pembelajaran tentang Apa itu
Perubahan Sosial? Bagaimana Bentuk dan Contoh Perubahan sosial? Apa Penyebab
Perubahan Sosial? Bagaimana Dampak Perubahan Sosial. Semoga ada manfaatnya.
Terima kasih telah berbagi informasi yang bermanfaat. Jazakallahu khairan, Semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan atas Anda dan bagi kita semua.
ReplyDelete