Pada kesempatan ini kita akan belajar tentang Pengertian Sosialisasi, Agen Sosialisasi dan Pengaruh Masing-masing Agen Sosialisasi dalam Pembentukan Karakter Individu. Mari kita baca bersama penjelasan singkat di bawah ini.
A.
Pengertian dan Hakekat Sosialisasi
Apa Pengertian atau Hakekat Sosialisasi ? Secara sederhana
sosialisasi dapat diartikan sebagai proses penyesuaian diri individu dengan
aturan yang terdapat di masyarakat dimana ia tinggal. Sosialisasi terjadi
melalui kondisi lingkungan yang menyebabkan individu mempelajari kebudayaan fundamental,
pola kebudayaan fundamental seperti berbahasa, berkelakuan sopan, cara berjalan
dan sebagainya.
Sosialisasi
adalah proses interaksi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga membentuk
kepribadian seorang individu. Dapat dikatakan, sosialisasi merupakan proses
seumur hidup yang berkaitan dengan cara individu mempelajari nilai dan norma
sosial yang ada atau berlaku di masyarakat agar dapat diterima kelompoknya.
Sosialisasi dapat dilakukan oleh berbagai individu termasuk orang tua, guru,
teman sebaya, saudara kandung lewat sekolah, televisi, internet, ataupun media
sosial.
Banyak
para ahli yang memberikan definisi mengenai sosialisasi, antara lain sebagai
berikut.
1. Kimball Young
dalam Ary H. Gunawan (2000) menyatakan bahwa Sosialisasi sebagai hubungan
interkatif dimana individu dapat belajar mengenai kebutuhan sosial dan kultural
sebagai anggota masyarakat.
2. Thomas Ford Hoult
menyatakan Sosialisasi merupakan proses belajar individu dalam tingkah lakunya
sesuai dengan standar budaya di masyarakat.
3. Nasution
menyatakan bahwa Sosialisasi sebagai suatu proses bimbingan individu ke dalam
dunia sosial. Soialisasi dilakukan dengan membimbing individu agar menjadi anggota
masyarakat yang baik dengan cara memberikan bimbingan dalam hal kebudayaan yang
harus dimiliki dan diikutinya.
4. R.S Lazarus
menyatakan bahwa pengertian Sosialisasi sebagai proses akomodasi dimana
individu menghambat atau mengubah impuls-impuls sesuai tekanan lingkungan dan mengembangkan
tingkah laku yang baru sesuai dengan kebudayaan dalam masyarakat. Sosialisasi
merupakan proses dimana seseorang menyerap internalitas norma-norma kelompoknya
sehingga timbullah self yang berbeda, terdapat keunikan pada orang tersebut.
6. Kingsley Davis,
menyatakan bahwa Sosialisasi merupakan proses membentuk individu menjadi
sosial. Pembentukan ini untuk menyiapkan generasi penerus eksistensi masyarakat,
eksistensi kebudayaan, membentuk pribadi.
7. Leslie G. R.
menyatakan Sosialisasi merupakan seluruh proses yang mempelajari nilai-nilai, sikap-sikap,
pengetahuan, berbagai keterampilan dan berbagai teknik yang dimiliki
masyarakat.
8. Berstein B,
menyatakan Sosialisasi menunjuk pada proses dimana sesuatu yang biologis ditransformasikan
ke dalam suatu bada kebudayaan tertentu. Hal ini mengakibatkan bahwa proses
sosialisasi merupakan proses control yang kompleks, dengan mana kesadaran
moral, kognitif dan afektif ditimbulkan pada anak dan diberikan suatu bentuk
tertentu dan isi.
Berdasarkan
definisi para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sosialisasi adalah
proses yang dialami individu dari masyarakatnya mencakup kebiasaan, sikap,
tingkah laku, norma, nilai-nilai, pengetahuan, harapan, dan ketrampilan yang
dalam proses tersebut ada kontrol social yang kompleks sehingga anak terbentuk
menjadi individu sosial dan dapat berperan sesuai dengan apa yang diharapkan
masyarakatnya.
B. Proses
dan Tujuan Sosialisasi
Proses
sosialisasi pada hakikatnya adalah proses belajar berinteraksi bagi individu di
tengah-tengah masyarakat. Dalam arti luas proses sosialisasi adalah proses
komunikasi dan proses interaksi yang dilakukan oleh seorang individu selama
hidupnya sejak lahir sampai dengan meninggal.
Sosialisasi pada dasarnya bertujuan agar seorang individu mampu berinteraksi denagn orang lain sesuai dengan tata pergaulan yang ada dalam masyarakatnya. Tetapi pada hakikatnya sosialisasi merupakan proses alamiah yang harus dijalani oleh setiap orang untuk mencapai kedewasaan perilaku sosial.
Terkait proses sosialisasi, kita perlu tahu perkembangan kognitif anak sejak lahir. Proses ini akan membentuk dasar kesuksesan anak, baik di usia dini, di sekolah, dan dalam kehidupan kita di masa datang. Adapun Tahap perkembangan kognitif yang terkenal disampai Jean Piaget. Dalam teori kognitif Piaget, berikut adalah tahapan perkembangan kognitif anak.
1. Tahapan sensorimotor
Tahapan
sensorimotor terjadi pada sekitar usia 0-2 tahun. Selama tahap ini, anak-anak
belajar mengenai diri sendiri dan dunia mereka melalui indera yang sedang
berkembang, dan melalui aktivitas motorik. Semua hal yang dipelajari anak
berdasarkan pada pengalaman atau coba-coba (trial and error). Misalnya, anak
menangis untuk mendapatkan perhatian atau menggoyangkan mainan untuk membuat
suara.
Pada tahap ini, anak juga memahami bahwa suatu objek akan tetap ada meskipun mereka tidak dapat melihatnya. Contoh perkembangan kognitif ini adalah mengetahui mainannya masih ada saat disembunyikan di bawah selimut, atau mengetahui orangtuanya masih ada saat bermain cilukba.
2. Tahapan praoperasional
Tahap
perkembangan selanjutnya dalam teori Jean Piaget adalah tahap praoperasional
yang terjadi ketika anak berusia 2-7 tahun. Selama tahap ini, anak akan
mengembangkan ingatan dan imajinasinya. Mereka juga mampu memahami masa lalu,
masa depan, dan hal-hal secara simbolis.
Selain
itu, anak akan meniru cara seseorang berbicara atau berperilaku meskipun orang
tersebut tidak ada di hadapannya. Mereka juga mungkin memiliki teman imajiner
atau berkhayal tentang suatu hal, misalnya sapu menjadi kuda yang bisa dinaiki.
3. Tahapan operasional
konkret
Tahapan
berikutnya adalah tahap operasional konkret. Tahap ini terjadi saat anak mulai
memasuki usia sekolah dasar (SD), yakni usia 7-11 tahun. Selama tahapan ini,
anak menjadi lebih sadar akan peristiwa di luar dirinya. Sifat egosentrisnya
berkurang dan mulai memahami bahwa tidak semua orang memiliki perasaan,
pemikiran, atau keyakinan yang sama.
Dalam
perkembangan kognitif anak SD ini, mereka dapat memahami bahwa air dapat
membeku dan mencair, mampu mengatur krayon berdasarkan warnanya, mampu
mengurutkan mainan berdasarkan ukurannya.
4. Tahapan operasional
formal
Operasional
formal adalah tahap perkembangan kognitif yang berlangsung pada usia 11 tahun
atau lebih. Selama tahap ini, anak akan menggunakan logika untuk menyelesaikan
masalahnya, merencanakan sesuatu, dan melihat dunia.
Dalam
tahap ini, anak memikirkan banyak cara untuk memecahkan suatu masalah, kemudian
memilih opsi terbaik berdasarkan seberapa logis atau berhasilnya kemungkinan
itu. Anak juga dapat memeriksa dan mengevaluasi pikiran ataupun tindakannya
sendiri.
Hal-hal
yang diperoleh dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan-pengetahuan untuk
membekali seorang individu dalam melaksanakan pergaulan di tengah-tengah masyarakat
antara lain :
a. Untuk mengetahui
nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat.
b. Untuk mengetahui
lingkungan sosial baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal
termasuk lingkungan sosial yang baru.
c. Untuk mengetahui
lingkungan fisik yang baru.
d. Untuk mengetahui
lingkungan sosial budaya suatu masyarakat
Lalu
apa Tujuan Sosialisasi ? Sosialisasi menyangkut kepentingan individu, kelompok masyarakat
dan kebudayaan tertentu. Melalui sosialisasi inilah ketiga elemen itu
berkembang. Tujuan sosialisasi yang dikemukakan oleh Gertrude Jaeger Selznik
yaitu sebagai berikut.
1. Sosialisasi
berusaha menanamkan disiplin dasar, yang bergerak dari kebiasaan sederhana
sampai ilmu pengetahuan. Hal ini berbeda dengan tingkah laku diluar disiplin,
dengan cirri digerakkan oleh nafsu dan bersifat statis kepuasan yang dituju. Orientasi
tingkah laku itu tidak kearah masa depan sebagai tingkah laku disiplin. Tingkah
laku disiplin bersifat dinamis, berkembang dan disiapkan untuk masa yang akan
dating. Tingkah laku itu tidak jarang mempengaruhi perubahan-perubahan fisik
seseorang. Misalnya memakan makanan yang dilarang akan berakibat pada perubahan-perubahan
berupa sakit fisik.
2. Sosialisasi
berusaha menanamkan dan mengajarkan aspirasiaspirasi bagaimana halnya
pengajaran disiplin-disiplin tertentu. Aspirasi ini akan menolong seseorang
dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Aspirasi ini juga diajarkan bukan
sekedar agar pelakunya mendapatkan ganjaran sebagaimana disiplindisiplin,
melainkan lebih jaih dari itu. Aspirasi dapat membantu dalam menghadapi
masalah-masalah yang luas dalam kehidupannya. Aspirasi akan berguna sebagai
alat mengejar kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Aspirasi ini bukan hanya sekedar mempunyai
arti dalam kontak dengan dunia sosialnya, melainkan juga dalam tujuannya
sendiri.
3. Sosialisasi
berusaha mengajarkan berbagai peranan sosial. Setiap anggota kelompok
masyarakat tertentu diharapkan untuk dapat ambil bagian dalam kegiatan
kelompoknya dengan cara-cara yang diharapkan padanya. Setiap anggota kelompok
diminta untuk bersikap dengan peranan yang diminta kelompok padanya. Peranan ini
selalu erat dengan kedudukan seseorang dalam kelompok, atau hubungannya dengan
situasi sosial tertentu.
4. Sosialisasi
berusaha mengajarkan keterampilan-keterampilan. Seseorang tanpa memiliki
keterampilan ini hanya akan memberi beban ke masyarakatannya. Ia diharapkan
dapat berpartisipasi secara aktif dalam mencukupi kebutuhan masyarakatnya.
Tanpa anggota masyarakat berkarya, menerapkan keterampilan yang dimiliki,
masyarakat itu sendiri akan merugi dan eksistensinya goyah. Untuk itu, anggota
masyarakat ini harus disiapkan dengan bekal keterampilan dan
kecekatan-kecekatan.
C. Agen
Sosialisasi
Agen
sosialisasi merupakan pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Individu akan
dapat hidup secara layak di masyarakat apabila ia mendapat bimbingan dari
pelaku sosialisai seperti orang tua, pendidik / guru dan masyarakat. Dengan
sosialisasi yang baik, individu diharapkan dapat beradaptasi dengan orang lain
dimana individu itu berada. Proses sosialisasi akan berjalan lancar apabila
pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi itu dapat saling
mendukung satu sama lain. Terdapat sejumlah agen sosialisasi, yaitu:
1.
Keluarga
Keluarga
merupakan orang pertama yang mengajarkan hal-hal yang berguna untuk
perkembangan dan kemajuan hidup manusia adalah anggota keluarga. Orang tua
harus menjalankan fungsi sosialisasi yang berupa peranan orang tua dalam
pembentukan kepribadian. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha untuk mempersiapkan
bekal yang lengkap seperti memperkenalkan dan mengajarkan pola tingkah laku,
sikap, cita-cita, keyakinan dan nilainilai yang dianut dalam masyarakat
sehingga seorang anak ketika ia dewasa diharapkan dapat menjalankan kehidupan
yang baik di tengahtengah masyarakat luas.
2.
Teman Sepermainan
Teman
bermain ini merupakan lingkungan sosial kedua setelah keluarga. Lingkungan ini
pertama kali didapatkan oleh manusia ketika ia mampu berpergian ke luar.
Kelompok bermain ini lebih banyak berperan dalam membentuk kepribadian anak
karena melalui teman bermain ini anak mulai mengetahui mengenai harga diri,
citra diri dan hasrat pribadinya. Puncak dari pengaruh teman bermain ini adalah
pada masa remaja, dimana seorang individu memiliki rasa keinginan yang kuat
dalam menemukan jati dirinya.
3.
Sekolah
Sekolah
merupakan lembaga pendidikan dimana seorang anak akan belajar mengenai berbagai
hal yang dipelajari disekolah. Dalam lingkungan sekolah ini, anak akan
menemukan berbagai nilai dan norma yang berbeda dan bahkan bertentangan dengan
nilai yang di anut dalam keluarga. Lembaga sekolah ini akan sangat berperan
dalam mengembangkan kamampuan dan ketrampilan anak dan juga anak akan
memperoleh pengetahuan mengenai sikap, nilai-nilai dan normanorma. Hal-hal
tersebut dipelajari baik secara informal maupun formal di sekolah.
4.
Lingkungan Kerja
Lingkungan
kerja sebagai proses sosialisasi lanjutan merupakan tempat kerja seorang yang
mulai berorganisasi secara nyata dalam suatu sistem. Sejumlah hal yang perlu
dipelajari dalam lingkungan kerja seperti bagaimana menyelesaikan pekerjaan,
bagaimana bekerja sama dengan bagian lain dan bagaimana beradaptasi dengan
rekan kerja.
5.
Media Massa
Media
massa sebagai sarana dalam proses sosialisasi karena media banyak memberikan
informasi yang dapat menambah wawasan untuk memahami keberadaan manusia dan
berbagai permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Termasuk media massa
yaitu surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan sebagainya. Media
massa sebagai sarana yang efisien dan efektif untuk mendapatkan informasi.
Melalui media, seseorang dapat mengetahui keadaan dan keberadaan lingkungan
serta kebudayaannya sehingga informasi tersebut dapat menambah wawasan
seseorang.
D. Pengaruh
Masing-Masing Agen Sosialisasi Dalam Pembentukan Karakter Individu
Pengaruh agen sosialisasi dalam pembentukan karakter Individu adalah memberikan pengetahuan-pengetahuanuntuk membekali seorang individu dalam melaksanakan pergaulan di tengah-tengah masyarakat antara lain: a) Untuk mengetahui nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di dalam suatu masyarakat; b) Untuk mengetahui lingkungan sosial baik lingkungan sosial tempat individu bertempat tinggal termasuk lingkungan sosial yang baru; c) Untuk mengetahui lingkungan fisik yang baru; d) Untuk mengetahui lingkungan sosial budaya suatu masyarakat.
Berikut
ini contoh pengaruh masing-masing agen sosialisasi dalam pembentukan karakter
individu
a.
Keluarga (kinship)
Pengaruh agen
sosialisasi dalam sistem keluarga pada tahap awal sangat besar karena anak
sepenuhnya berada dalam ligkugan keluarganya terutama orang tuanya sendiri.
b.
Teman pergaulan
Pada awalnya, teman
bermain dimaksudkan sebagai kelompok yang bersifat rekreatif, namun dapat pula
memberikan pengaruh dalam proses sosialisasi setelah keluarga. Puncak pengaruh
teman bermain adalah pada masa remaja. Kelompok bermain lebih banyak berperan
dalam membentuk kepribadian seorang individu. Berbeda dengan proses sosialisasi
dalam keluarga yang melibatkan hubungan tidak sederajat (berbeda usia,
pengalaman, dan peranan), sosialisasi dalam kelompok bermain dilakukan dengan
cara mempelajari pola interaksi dengan orangorang yang sederajat dengan
dirinya. Oleh sebab itu, dalam kelompok bermain, anak dapat mempelajari
peraturan yang mengatur peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat dan
juga mempelajari nilai-nilai keadilan.
c.
Lembaga pendidikan formal (sekolah)
Pengaruh lembaga
pendidikan formal bagi seseorang adalah membantu belajar membaca, menulis, dan
berhitung, serta membantu indivdui memhami aturan-aturan, belajar memiliki kemandirian
(independence), dan meraih prestasi (achievement).
d.
Media massa
Media massa merupakan
media yang paling memiliki pengaruh yang besar bsgi perkembangan anak. Adapun
yang termasuk kelompok media massa di sini adalah media cetak (surat kabar,
majalah, tabloid), media elektronik (radio, televisi, video, film). Besarnya
pengaruh media sangat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang
disampaikan. Contoh: Penayangan acara SmackDown! di televisi diyakini telah
menyebabkan penyimpangan perilaku anak-anak dalam beberapa kasus. Iklan
produk-produk tertentu telah meningkatkan pola konsumsi atau bahkan gaya hidup masyarakat
pada umumnya.
Semua agen sosialisai
membantu seseorang membentuk pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat
presepsi mengenai tindakan-tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan.
Dalam beberapa kasus, pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.
Ketika bayi
dilahirkan, dia tidak tahu apa-apa tentang diri dan lingkungannya. Walau
begitu, bayi tersebut memiliki potensi untuk mempelajari diri dan
lingkungannya. Apa dan bagaimana dia belajar, banyak sekali dipengaruhi oleh
lingkungan sosial di mana dia dilahirkan. Kita bisa berbahasa Indonesia karena
lingkungan kita berbahasa Indonesia; kita makan menggunakan sendok dan garpu,
juga karena lingkungan kita melakukan hal yang sama; Demikian pula apa yang
kita makan, sangat ditentukan oleh lingkungan kita masing-masing.
Demikian
informasi pembelajaran tentang Pengertian
Sosialisasi, Agen Sosialisasi dan Pengaruh Masing-masing Agen Sosialisasi dalam
Pembentukan Karakter Individu. Semoga ada manfaatnya.
No comments
Post a Comment