Apa itu TaRL (Teaching at the Right Level) dan Bagaimana Penerapannya dalam Pembelajaran

Apa itu TaRL (Teaching at the Right Level) dan Bagaimana Penerapannya dalam Pembelajaran
Apa itu TaRL (Teaching at the Right Level) dan Bagaimana Penerapannya dalam Pembelajaran


Apa itu TaRL (Teaching at the Right Level)? Pengertian TaRL sering didefiniskan sebagai sebuah pendekatan dalam pendidikan yang dirancang sesuai dengan tingkat keterampilan dan pemahaman individual setiap peserta didik, serta sesuai dengan tingkat capaian peserta yang berbeda dalam kelas. Pendekatan TaRL bertujuan untuk setiap anak dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan menghilangkan kesenjangan pemahaman di kelas.

 

Pendekatan TaRL memberikan dampak positif yang nyata terhadap kualitas pembelajaran di kelas. Peserta didik tidak hanya menikmati proses pembelajaran, tetapi juga mengalami peningkatan yang signifikan dalam kemampuan akademik mereka. Selama proses penerapan TaRL, peserta didik menunjukkan antusiasme dan keterlibatan yang lebih tinggi. Mereka lebih aktif berdiskusi, bertanya, dan bekerja sama dalam kelompok, yang berkontribusi pada suasana belajar yang lebih dinamis dan interaktif.

 

Pendekatan TaRL merupakan salah model yang efektif dan inovatif untuk diterapkan di kelas. Implementasi TaRL di berbagai tingkat dan mata pelajaran bisa membantu menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan produktif, di mana setiap peserta didik mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuan dan kecepatan belajarnya. Dengan demikian, TaRL memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan dan membantu peserta didik mencapai hasil belajar yang optimal.

 

Karakteristik peserta didik merupakan keseluruhan kemampuan yang dimiliki peserta didik sebagai hasil dari pembawaan dan lingkungan sehingga menentukan aktivitasnya dalam mencapai cita-cita atau tujuannya. Karakteristik peserta didik mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi cara mereka belajar dan tumbuh dalam pendidikan, misalnya perkembangan kognitif, kemampuan awal, gaya belajar, perkembangan emosi, sosial, dan sosial.

 

Implementasi pendekatan TaRL dalam pembelajaran adalah penerapan diferensiasi dalam pembelajaran. Guru dapat mempertimbangkan keragaman peserta didik dengan berbagai cara antara lain mengidentifikasi kemampuan awal peserta didik, pengelompokan berdasarkan tingkat kemampuan, menyeusiikan materi dan metode pembelajaran; d) pemberian dukungan individual, dan menggunakan pendekatan berbasis aktivitas..

 

Dengan demikian langkah-langkah umum penerapan Teaching at the Right Level (TaRL) dalam pembelajaran adalah

1. Penilaian awal (Assessment)

Langkah pertama dalam pendekatan TaRL adalah melakukan asesmen awal untuk menentukan kemampuan murid. Asesmen ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat keterampilan dasar peserta didik secara akurat. Hasil asesmen ini digunakan untuk menentukan apakah peserta didik berada di tingkat dasar, menengah, atau mahir.

2. Pengelompokan berdasarkan tingkat keterampilan (Grouping by Skill Level)

Setelah penilaian, peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan mereka. Ini memastikan bahwa setiap peserta didik belajar pada tingkat yang sesuai dengan kemampuannya.

3. Pengajaran yang disesuaikan (Tailored Instruction)

Guru menggunakan metode pengajaran yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan masing-masing kelompok. Peserta didik yang masih berada di tingkat dasar diberikan latihan dasar, sedangkan yang lebih mahir diberikan tugas yang lebih kompleks. Pendekatan ini mengutamakan aktivitas interaktif seperti bermain, menyusun cerita, atau kegiatan berhitung sederhana untuk membantu peserta didik belajar lebih efektif.

4. Pengajaran berbasis aktivitas (Activity-Based Learning)

Pendekatan TaRL sering kali menggunakan pembelajaran berbasis aktivitas, di mana peserta didik aktif dalam proses pembelajaran. Guru menggunakan permainan, kegiatan fisik, atau tugas kelompok untuk membantu peserta didik memahami materi dengan cara yang menyenangkan dan mudah dipahami.

5. Pemantauan dan evaluasi berkala (Regular Monitoring and Evaluation)

Setelah pengelompokan dan proses belajar dimulai, dilakukan pemantauan berkala terhadap perkembangan peserta didik. Penilaian ulang dilakukan untuk menilai kemajuan mereka dan menentukan apakah mereka memerlukan strategi pembelajaran baru atau peningkatan lebih lanjut.

6. Pelatihan guru (Teacher Training)

Guru memerlukan pelatihan khusus untuk menerapkan metode TaRL. Pelatihan ini mencakup cara melakukan penilaian, mengelompokkan peserta didik, dan menyampaikan pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.

7. Pelibatan masyarakat dan orang tua (Community and Parental Involvement)

Orang tua dan komunitas didorong untuk mendukung pembelajaran peserta didik di rumah. Misalnya, orang tua bisa diminta untuk membantu anak mereka dengan membaca di rumah atau melakukan aktivitas berhitung sederhana sehari-hari.

8. Fleksibilitas dalam kurikulum (Curriculum Flexibility)

Pendekatan ini memerlukan fleksibilitas dalam kurikulum yang memungkinkan peserta didik belajar sesuai dengan tingkat kemampuan mereka dan tidak terbatas oleh materi pelajaran yang ditetapkan secara kaku berdasarkan tingkat kelas.

9. Penyesuaian waktu (Time Adjustments)

Penerapan TaRL cocok diterapkan dalam Kurikulum Merdeka. Karena Kurikulum Merdeka memberi kebebasan kepada guru untuk menyesuaikan konten dan jadwal belajar, seperti memberikan waktu tambahan bagi peserta didik yang masih dalam proses mengejar ketertinggalan kemampuan dasar. Ini bisa melibatkan kelas remedial atau waktu belajar tambahan.

10. Kolaborasi dengan pemerintah atau organisasi pendidikan (Collaboration with Educational Authorities)

Untuk skala yang lebih besar, perlu ada kolaborasi dengan pemerintah, lembaga pendidikan, atau organisasi non-pemerintah untuk menyusun program TaRL, menyediakan sumber daya, serta memonitor efektivitas program secara keseluruhan.

 

Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dan optimal guru harus mampu menjalin kerjasama yang baik dengan peserta didik. Pemahaman terhadap keberagaman peserta didik perlu dilakukan oleh guru agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan berkualitas. Dalam artian dengan menggunakan pendekatan TARL, guru memastikan bahwa setiap peserta didik mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuannya, sehingga keragaman kemampuan di dalam kelas dapat diakomodasi secara efektif.

 

Dalam konteks Kurikulum Merdeka, pemahaman tentang penerapan TaRL (Teaching at the Right Level) menjadi modal dasar dalam penerapan diferensiasi pembelajaran. Sebagaimana diketahui diferensiasi pembelajaran adalah pendekatan dalam proses pengajaran yang bertujuan untuk menyesuaikan metode, materi, dan strategi belajar sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, minat, dan gaya belajar peserta didik yang berbeda-beda dalam satu kelas. Pendekatan ini bertujuan agar setiap peserta didik, meskipun memiliki perbedaan kemampuan, dapat mencapai potensi maksimalnya dalam proses pembelajaran.

 

Adapun tujuan utama diferensiasi pembelajaran adalah untuk mengakomodasi keberagaman dalam kelas yang memiliki peserta didik dengan tingkat kemampuan yang bervariasi, meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan memberikan pilihan dan pendekatan yang sesuai dengan minat dan cara belajar mereka, dan memaksimalkan hasil pembelajaran dengan menyesuaikan pendekatan pembelajaran agar peserta didik dengan kemampuan tinggi tidak merasa bosan, dan peserta didik dengan kesulitan belajar tetap dapat mengikuti pelajaran dengan baik.

 

Umumnya ada 3 Bentuk Diferensiasi Pembelajaran, yakni Pertama, Diferensiasi Konten. Guru dapat memberikan konten sesuai dengan tingkatan kemampuan awal peserta didik. Misalnya, beberapa peserta didik mungkin memerlukan bahan bacaan yang lebih sederhana, sementara peserta didik lain yang lebih mahir mungkin diberikan teks yang lebih kompleks.

 

Kedua Diferensiasi Proses. Guru dapat mengelompokkan peserta didik berdasarkan gaya belajar (visual, auditori, kinestetik) yang mereka senangi atau menyesuaikan cara peserta didik belajar. Beberapa peserta didik mungkin belajar lebih baik dengan cara visual, seperti melalui gambar atau video, sementara yang lain mungkin lebih efektif dengan belajar melalui diskusi, eksplorasi hands-on, atau menggunakan alat bantu audio

 

Ketiga, Diferensiasi Produk. Dalam kegiatan pembelajaran, hasil akhir/ output yang diharapkan dari peserta didik juga berbeda. Dengan kata lain, guru memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih cara terbaik dalam menyampaikan hasil pembelajaran mereka. Misalnya, seorang peserta didik bisa membuat proyek kreatif, presentasi lisan, atau menulis esai.

 

Sahabat guru mari kita menerapkan pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan peserta didik sebagaimana filosofi pendidikan yang diutarakan Ki Hajar Dewantara bahwasanya pendidikan harus sesuai dengan kodrat dan zaman peserta didik. Salah satunya dengan menerapkan pembelajaran melalui pendekatan TaRL sesuai tingkat capaian peserta didik.

 



= Baca Juga =


No comments

Post a Comment

Silahkan Berikan Saran

Info Kurikulum Merdeka

Info Kurikulum Merdeka
Info Kurikulum Merdeka

Search This Blog

Social Media

Facebook  Twitter  Instagram  Google News   Telegram  

Popular Posts



































    Free site counter


































    Free site counter